Ancaman Tarif Trump Kepada Uni Eropa Guncang Saham Otomotif Global

Pasar saham global, khususnya di sektor otomotif, mengalami tekanan setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap barang impor dari Uni Eropa.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 03 Mar 2025, 10:49 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 10:49 WIB
Donald Trump Minta Meja Kerja Ikonis di Gedung Putih Diganti Usai Anak Elon Musk Taruh Upil
Presiden AS Donald Trump duduk di belakang meja Resolute di Ruang Oval, Gedung Putih, saat anak Elon Musk ikut hadir bersama bapaknya pada Selasa, 11 Februari 2025. (dok. Jim Watson/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham global, khususnya di sektor otomotif, mengalami tekanan setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap barang impor dari Uni Eropa. 

Ancaman ini memperburuk ketegangan perdagangan global, di mana Trump juga berencana memberlakukan tarif terhadap mitra dagang utama lainnya, seperti Kanada dan Meksiko.

Dalam pertemuan kabinet pada Rabu, Trump menyatakan niatnya untuk menerapkan tarif 25% pada produk-produk yang masuk ke AS dari Uni Eropa.

"Kami akan segera mengumumkannya. Secara umum akan menjadi 25% dan itu akan berlaku untuk mobil dan semua hal lainnya. Uni Eropa dibentuk untuk memperdaya Amerika Serikat - itulah tujuannya dan mereka telah melakukannya dengan baik. Tapi sekarang saya presiden," kata Trump, dikutip dari EuroNews, Minggu (2/3/2025).

Dampak terhadap Pasar Saham

Saham perusahaan mobil mewah juga terpuruk. BMW turun 2,6%, Porsche melemah 2,4%, dan Tesla mengalami penurunan lebih tajam, yaitu 4% pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di NASDAQ. Ferrari juga merosot 4,9% pada penutupan Rabu malam di Bursa Efek New York (NYSE). 

Sementara itu, Mercedes-Benz turun 1,6% dan Volkswagen turun 1,5% pada perdagangan Kamis pagi di indeks Deutsche Börse Xetra. Volvo Car AB juga mengalami penurunan sebesar 3,5%, sedangkan Stellantis turun 1,1% dalam perdagangan pra-pasar di NYSE.

Di sisi lain, Ford Motor Company menjadi salah satu yang mengalami kenaikan, dengan peningkatan 0,5% dalam perdagangan pra-pasar.

 

Tantangan Industri Otomotif Global

PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)... Selengkapnya

Industri otomotif global saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, seperti gangguan rantai pasokan yang masih terjadi akibat pandemi, serta kekurangan tenaga kerja. Selain itu, perubahan regulasi di pasar utama seperti AS dan Uni Eropa semakin membebani industri ini, mengikis margin keuntungan perusahaan.

Permintaan global yang melemah akibat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik juga berdampak pada penjualan. Konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian besar karena suku bunga dan inflasi yang masih tinggi di beberapa wilayah dunia.

Selain itu, ketegangan dagang antara Uni Eropa dan Tiongkok juga memberikan dampak besar pada industri ini. Setelah Uni Eropa mengenakan tarif lebih tinggi terhadap kendaraan listrik asal Tiongkok, muncul kekhawatiran bahwa Tiongkok akan membalas dengan tarif serupa yang dapat merugikan produsen mobil dari Jerman dan AS.

 

Uni Eropa Siap Melakukan Tindakan Balasan

Industri Komponen Otomotif Bersiap Tingkatkan Penetrasi 4W
Pekerja memeriksa produk dan kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan manufaktur Triputra Group menargetkan penjualan hingga 38.81 % atau senilai Rp 3,08 triliun pada 2021. (Liputan6.com/HO/Dharma)... Selengkapnya

Sebagai respons terhadap ancaman tarif dari Trump, Uni Eropa menyatakan bahwa mereka siap untuk mengambil langkah balasan jika kebijakan ini benar-benar diterapkan. Uni Eropa menegaskan bahwa mereka menentang keras segala bentuk tarif yang dianggap tidak adil dan tidak dapat dibenarkan. 

Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa keberadaan blok perdagangan tersebut justru mempermudah perusahaan-perusahaan AS dalam berbisnis di Eropa, sekaligus melindungi kepentingan konsumen dan bisnis di dalam negeri mereka.

Dengan ketidakpastian yang masih berlangsung, industri otomotif dan para pelaku pasar terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan antara AS dan Uni Eropa.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya