Tarif Dagang Donald Trump hingga Ketidakpastian Bebani IHSG

Ketidakpastian perang dagang hingga domestik membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun di bawah level 6.300.

oleh Agustina Melani Diperbarui 03 Mar 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 07:00 WIB
Tarif Dagang Donald Trump hingga Ketidakpastian di Domestik  Bebani IHSG
Pasar saham Indonesia alami volatilitas yang lebih besar pekan lalu didorong beberapa sentimen negatif atas ketidakpastian sehingga menyebabkan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Indonesia alami volatilitas yang lebih besar pekan lalu didorong beberapa sentimen negatif atas ketidakpastian sehingga menyebabkan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ketidakpastian tersebut membawa IHSG turun di bawah level 6.300. IHSG ditutup ke posisi 6.271 yang didorong aksi jual saham mencapai USD 483 juta dalam sepekan. Jumlah itu setara Rp 7,9 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.447)

Periode volatilitas tinggi ini dikaitkan dengan sejumlah faktor terutama meningkatnya risiko perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, ketidakpastian di domestik dan meningkatnya selisih imbal hasil. Demikian mengutip dari riset Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Senin (3/3/2025).

Tarif dagang Donald Trump sekali lagi menjadi berita utama karena Donald Trump berencana menerapkan tarif 10 persen lagi pada ekspor China yang berlaku mulai 4 Maret.

Sementara tarif Donald Trump terhadap China sebelumnya diterima dengan cukup baik, pengumuman kali ini meningkatkan ketegangan karena respons China kali ini bersifat pembalasan, memperingatkan ketegangan antara dua negara itu dapat memburuk.

"Meskipun kita tahu sikap Trump terhadap tarif lebih ke arah alat negosiasi, pengumuman tersebut sebagian besar mengejutkan kedua negara,” demikian seperti dikutip.

Namun, Presiden China Xi Jinping belum angkat bicara mengenai tarif ini dan berharap agar pejabatnya tetap tenang. Sisi baiknya dalam situasi ini kedua pihak tampaknya ingin mempertahankan hubungan.

"Kita lihat saja bagaimana pembicaraan akan berlangsung, tetapi jangan abaikan kemungkinkan perubahan mendadak dalam rencana tarif Trump,” demikian seperti dikutip.

 

 

Sentimen yang Bayangi IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, pada pekan lalu, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) diresmikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor dengan filosofi jangka panjang dan bertujuan meningkatkan pertumbuhan di pasar domestik sehingga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja.

Adapun BUMN akan dikelola secara strategis oleh Danantara yang fokus pada pertumbuhan dan peningkatan valuasi jangka panjang. "Namun, pasar masih mencerna dan menganalisis dampak konsolidasi ini,”

Selain itu, kondisi eksternal juga mempengaruhi aliran dana keluar dari Indonesia. Salah satunya selisih imbal hasil US Treasury dan obligasi pemerintah Indonesia yang makin melebar. Imbal hasil obligasi Indonesia bertenor 10 tahun telah kembali ke 6,9 persen, sedangkan US Treasury bertenor 10 tahun tetap berada di 4,26 persen.

Rupiah juga alami pergerakan signifikan seiring tembus 16.580. “Namun, kami ingatkan arus keluar tersebut dipengaruhi oleh sentimen yang lebih berisiko,”

 

 

Valuasi Saham di Indonesia jadi Murah

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Secara keseluruhan, pekan lalu merupakan hal yang berat bagi saham. Hal ini juga setelah penurunan peringkat alokasi Indonesia baru-baru ini oleh Morgan Stanley menjadi underweight (UW) di samping pengurangan alokasi indeks MSCI untuk saham Indonesia yang mendorong penyeimbangan kembali dari dana global yang aktif dan pasif. Sejumlah sentimen itu mendorong koreksi IHSG.

“Namun, kami pikir hal ini mungkin tidak akan berlanjut dalam jangka menengah karena valuasi tetap murah secara historis, terutama untuk perusahaan-perusahaan unggulan dengan fundamental yang kuat,”

Ashmore juga melihat aksi jual terjadi di negara berkembang selain Indonesia. Obligasi tetap stabil pekan lalu karena obligasi Indonesia tetap menjadi salah satu obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi di antara negara berkembang lainnya.

“Ke depannya, kami memperkirakan imbal hasil akan terus turun dan setelah likuiditas membaik, pasar akan pulih dari level historis yang lemah saat ini,”

Ketika pasar mengambil sikap untuk mengantisipasi hal berisiko, Ashmore yakin suku bunga akan turun. “Investor global akan sadari valuasi yang historis murah yang diperdagangkan di bursa saham Indonesia, saat ini sekitar 2 standar deviasi di bawah level historis 10 tahun,”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya