Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan utama dari PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group), mendapatkan tambahan fasilitas keuangan senilai USD250 juta dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Dana ini diberikan melalui mekanisme Fasilitas Akordion, yang melengkapi pembiayaan sindikasi BUMA yang sebelumnya telah dijalin dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri).
Baca Juga
Dengan masuknya BCA ke dalam skema pembiayaan ini, total fasilitas sindikasi BUMA meningkat dari USD 750 juta menjadi USD 1 miliar. Hal ini menunjukkan kepercayaan besar dari bank-bank terkemuka terhadap strategi bisnis dan pertumbuhan jangka panjang BUMA.
Advertisement
Menurut Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia Group, dukungan dari bank-bank besar Indonesia memberikan fleksibilitas keuangan lebih bagi BUMA. Ia menegaskan tambahan dana ini akan digunakan untuk memperkuat diversifikasi pembiayaan, meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya, serta mendukung pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan.
“Kami merasa terhormat atas dukungan berkelanjutan dari bank-bank terkemuka di Indonesia, BNI, Bank Mandiri, dan kini BCA. Keputusan BCA untuk bergabung dalam sindikasi ini semakin memperluas sumber keuangan kami dan memperkuat kepercayaan bank-bank terhadap rekam jejak dan strategi BUMA,” kata Fuad dalam keterangan resmi, dikutip Senin (3/3/2025).
Segera Jalankan Strategi Ekspansi
Direktur BUMA, Silfanny Bahar menambahkan dana ini memungkinkan perusahaan segera menjalankan strategi ekspansi dan transformasi bisnis yang lebih ramah lingkungan.
BUMA sebelumnya telah menyusun fasilitas pembiayaan sindikasi dalam dua bagian, yang bertujuan untuk membiayai kembali utang serta mendukung akuisisi strategis hingga tahun 2029. Dengan tambahan dari BCA, BUMA semakin siap menghadapi tantangan industri dan memperluas operasionalnya di tingkat global.
"Fasilitas Akordion dari BCA memberikan pembiayaan yang lebih kuat kepada BUMA, memungkinkan BUMA untuk segera melaksanakan tindakan transformasi yang memanfaatkan peluang pasar saat ini. Fasilitas ini juga menegaskan kembali komitmen kami untuk mempercepat kemajuan dan menciptakan nilai yang berarti bagi para pemangku kepentingan kami,” jelas Silfanny.
Advertisement
Perluas Akses ke Pasar Keuangan Syariah
Sebelumnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), mengumumkan penawaran Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 (Sukuk) yang merupakan sukuk perdananya.
Dengan jumlah maksimal sebesar Rp 2 triliun, penawaran Sukuk ini menandai tonggak bersejarah dalam strategi diversifikasi keuangan Grup sekaligus memperluas basis investor Grup ke pasar keuangan syariah.
Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 ditawarkan dalam tiga seri. Seri A dengan jangka waktu 370 hari, Seri B dengan jangka waktu 3 tahun, dan Seri C dengan jangka waktu 5 tahun, terhitung sejak tanggal emisi.
Pembayaran Imbalan Ijarah dilakukan setiap triwulan, dimulai pada 20 Juni 2025, dengan pembayaran Sisa Imbalan Ijarah pada saat jatuh tempo pada Maret 2026, 2028, dan 2030. Masa bookbuilding berlangsung dari 24 Februari hingga 7 Maret 2025.
Imbal Hasil dari Kinerja Aset
"Penawaran Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025 menandai tonggak penting dalam strategi pendanaan kami, mendiversifikasi sumber pendanaan sekaligus meningkatkan kemampuan operasional kami," ungkap Direktur Delta Dunia Group, Iwan Fuad Salim dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/2/2025).
Sukuk atau sering disebut sebagai obligasi syariah, adalah instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah dan mirip dengan obligasi konvensional. Namun, instrumen ini dirancang untuk menghasilkan imbal hasil dari kinerja aset yang mendasarinya, bukan dari bunga, sehingga tetap patuh pada prinsip keuangan syariah.
Advertisement
