Fore Kopi IPO, Incar Modal Rp 379,76 Miliar

PT Fore Kopi Indonesia Tbk menawarkan saham perdana sebesar 21,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam rangka IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 19 Mar 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 20:00 WIB
Fore Coffee buka gerai di Singapura
PT Fore Kopi Indonesia Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham. (dok. Fore Coffee)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Fore Kopi Indonesia Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Pada aksi tersebut, perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,88 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 70 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili 21,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada rentang Rp 160- Rp 202 per saham. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 379,76 miliar dari IPO.

Rencananya, sekitar 76 persen dana hasil IPO akan dialokasikan untuk membuka sekitar 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin. Komposisinya, 10% untuk outlet Flagship, 80% untuk outlet Medium dan 10% untuk outlet Satellite.

Termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari 2025-2026.

Sekitar 18 persen dana IPO akan digunakan untuk melakukan setoran modal kepada PT Cipta Favorit Indonesia (CFI) dan selanjutnya akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 30 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin. Komposisinya, 10% untuk outlet Flagship, 65% untuk outlet Medium dan 25% untuk outlet Satellite.

Termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari 2025-2027.

Sisanya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja. Termasuk tapi tidak terbatas pada pembelian bahan baku seperti biji kopi, gula atau sirup, susu, dan bubuk minuman serta bahan kemasan, biaya sewa untuk outlet dan biaya utilitas, seperti biaya air, listrik, telepon dan internet.

 

 

Promosi 1

Kebijakan Dividen

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG ditutup pada level 7.220,88. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Setelah IPO, manajemen Perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen kepada seluruh Pemegang Saham Perseroan paling sedikit 40 persen dari laba bersih setelah pajak.

Dividen yang akan dibagikan Perseroan akan dibayarkan dalam bentuk tunai dan dalam mata uang Rupiah. Pemegang Saham yang tercatat pada suatu tanggal tertentu akan berhak menerima jumlah penuh dari dividen yang telah disetujui, dengan tunduk pada kewajiban pemotongan pajak yang berlaku.

Dalam rangka IPO, perseroan menggunakan laporan keuangan periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024. Pada periode tersebut, jumlah penjualan neto Perseroan melonjak 135,35% menjadi Rp 727,37 miliar, dibandingkan Rp 309,06 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh pembukaan 68 outlet baru serta pertumbuhan penjualan di outlet yang sudah ada sebesar 42,06%.

Sejalan dengan peningkatan penjualan, beban pokok penjualan naik 147,17% menjadi Rp 280,82 miliar akibat kenaikan biaya persediaan. Meskipun beban operasional juga meningkat 100,88% menjadi Rp 398,43 miliar, laba bruto Perseroan tetap tumbuh 128,48% menjadi Rp 446,55 miliar.

Perseroan berhasil mencatat laba operasional sebesar Rp 48,13 miliar, berbalik dari rugi operasional Rp 2,89 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak juga meningkat menjadi Rp 36,65 miliar, dari sebelumnya rugi Rp 16,96 miliar.

 

Kinerja Laba

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)... Selengkapnya

Dengan kinerja positif ini, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 42,35 miliar, berbalik dari rugi Rp 16,48 miliar pada periode sembilan bulan tahun sebelumnya. Laba komprehensif tahun berjalan mencapai Rp 41,4 miliar, menunjukkan pemulihan yang kuat dibandingkan rugi Rp 16,6 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Total aset Perseroan per 30 September 2024 mencapai Rp 604,78 miliar, naik 78,17% dari Rp 339,44 miliar pada 31 Desember 2023. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan aset tidak lancar berupa aset hak-guna yang tumbuh 107,37% menjadi Rp 247,49 miliar, serta kenaikan kas dan bank sebesar 132,08% menjadi Rp 62,45 miliar, seiring ekspansi outlet dengan kinerja positif.

Liabilitas Perseroan juga meningkat 45,62% menjadi Rp 381,47 miliar. Kenaikan ini terutama berasal dari liabilitas jangka panjang berupa liabilitas sewa yang melonjak 231,69% menjadi Rp 103,38 miliar, serta liabilitas jangka pendek yang naik 59,99% menjadi Rp 78,13 miliar, sejalan dengan strategi ekspansi outlet tahun 2024. Sementara itu, ekuitas Perseroan naik signifikan 188,21% menjadi Rp 223,31 miliar. Terutama didorong oleh peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 95,61 miliar

Jadwal IPO

OJK Terapkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS
Opsi kebijakan buyback tanpa RUPS merupakan salah satu kebijakan yang sering dikeluarkan di sektor pasar modal dan dapat meningkatkan fleksibilitas harga saham. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Melansir laman e-ipo, Rabu (19/3/2025), berikut adalah jadwal IPO Fore:

- Masa Penawaran Umum: 26 Maret - 9 April 2025  

- Tanggal Penjatahan: 9 April 2025  

- Tanggal Distribusi Secara Elektronik: 10 April 2025

- Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 11 April 2025

Kegiatan Usaha dan Prospek Fore Coffee  

Kegiatan Usaha Fore Coffee adalah perusahaan food & beverage yang beroperasi dengan merek “Fore” dan fokus pada produk roasted coffee. Perseroan menjual produknya melalui dua kanal, yaitu online (melalui aplikasi Fore Coffee serta platform pihak ketiga seperti Gojek dan Grab) dan offline melalui jaringan outlet yang dikelola secara mandiri.

Fore Coffee membedakan dirinya dari kompetitor dengan tidak hanya menawarkan kopi berkualitas premium, tetapi juga menghadirkan pengalaman menikmati kopi di outlet yang nyaman dan estetik.  

Sebagai salah satu jaringan roasted coffee di Indonesia, Fore Coffee berhasil pulih dan mencatat laba bersih hanya satu tahun setelah pandemi Covid-19. Melalui efisiensi operasional, inovasi produk, serta strategi ekspansi yang terukur, perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan positif.

Perluas Bisnis

Fore Coffee juga berkomitmen untuk terus berinovasi, dengan produk-produk unggulan seperti Pandan Latte dan Butterscotch Sea Salt Latte yang awalnya diperkenalkan sebagai edisi musiman sebelum akhirnya menjadi menu tetap.  

Fore Coffee memiliki berbagai jenis outlet, yakni Flagship Store, Medium Store, dan Satellite Store, yang disesuaikan dengan ukuran dan konsepnya. Flagship dan Medium Store dirancang untuk menghadirkan pengalaman kopi premium bagi pelanggan yang membeli secara langsung, sementara Satellite Store dan penjualan online berfokus pada kemudahan akses bagi pelanggan. Pada 2023, Fore Coffee juga mulai berekspansi ke luar negeri dengan membuka outlet pertamanya di Bugis Junction, Singapura.  

Selain bisnis kopi, Fore Coffee berencana memperluas lini bisnisnya ke sektor donat melalui CFI, bakery melalui PT Fore Bekery Indonesia (FBI), dan kopi di Singapura melalui Fore Coffee Singapore Pte. Ltd., (FCSG). Dengan pengalaman di industri F&B serta tim manajemen yang berpengalaman, Fore Coffee optimis dapat mereplikasi kesuksesannya di sektor roasted coffee ke bisnis lainnya.  

Prospek IPO

Dengan target pasar kelas menengah yang berkembang pesat, Fore Coffee menawarkan produk kopi premium dengan harga terjangkau. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mengutamakan kualitas serta pengalaman menikmati kopi yang unik.

Selain itu, ekspansi ke pasar internasional melalui Singapura menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih luas.   Di Indonesia, Fore Coffee mencatat SSSG sebesar 42% per September 2024, jauh melampaui rata-rata global yang hanya 5%. Keberhasilan ini mencerminkan kekuatan merek, strategi pemasaran yang efektif, serta inovasi produk yang menarik perhatian konsumen.

Dengan proyeksi pertumbuhan Foodservice Roast Coffee yang diperkirakan mencapai 66% dari total pasar kopi pada 2030, Fore Coffee berada di posisi strategis untuk terus berkembang.  

Perubahan budaya konsumsi kopi di Indonesia juga menjadi peluang bagi Fore Coffee. Berdasarkan survei Redseer, alasan utama konsumen membeli kopi di luar rumah adalah untuk bersosialisasi (37%) dan menikmati suasana outlet (22%). Dengan konsep outlet yang beragam dan strategis, Fore Coffee berhasil mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kopi, baik di pasar domestik maupun internasional.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya