Liputan6.com, Jakarta - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham maksimal 0,7 persen dari jumlah seluruh saham yang diterbitkan Perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/3/2025), PT Barito Pacific Tbk menyiapkan anggaran maksimal Rp 500 miliar untuk buyback saham. Perseroan memakai kas internal untuk buyback saham yang dilakukan mulai 24 Maret-23 Juni 2025.
Baca Juga
"Buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen Perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” demikian seperti dikutip.
Advertisement
Selain itu, Perseroan menyatakan akan tetap memperhatikan batasan maksimal yang diperkenankan dalam pelaksanaan buyback saham sebagaimana diatur dalam Pasal 8 POJK 13/2023 dan jumlah saham free float yang harus dipenuhi oleh Perseroan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menggelar buyback saham melalui perdagangan di BEI, Perseroan telah menunjuk PT Sucor Sekuritas. “Buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen Perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” demikian seperti dikutip.
Adapun Perseroan yakni pelaksanaan transaksi buyback tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan, mengingat Perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk membiayai transaksi pembelian saham. Selain itu, buyback saham diperkirakan tidak menyebabkan turunnya pendapatan Perseroan.
“Pelaksanaan buyback diharapkan dapat memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien serta mencerminkan kinerja Perseroan melalui harga saham Perseroan,” demikian seperti dikutip.
Harga Saham BRPT
PT Barito Pacific Tbk berencana menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai treasury stock dengan jangka waktu tidak lebih dari tiga tahun sejak berakhirnya pembelian kembali saham. Namun, terhitung 30 hari sejak buyback telah dilaksanakan seluruhnya dan setelah berakhirnya periode buyback sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 POJK 29/2023.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Maret 2025, harga saham BRPT naik 3,7 persen ke posisi Rp 700 per saham. Harga saham BRPT dibuka naik lima poin ke posisi Rp 680 per saham. Saham BRPT berada di level tertinggi Rp 725 dan level terendah Rp 650 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.963 kali dengan volume perdagangan 1.984.903 saham. Nilai transaksi Rp 137,8 miliar.
Advertisement
Bakal Akuisisi Kilang Shell di Singapura, Ini Rencana Barito Pacific
Sebelumnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), induk dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengungkap dampak dari rencana akuisisi kilang Shell di Singapura, yakni Shell Chemical and Industrial Park (SECP).
Akuisisi SECP di Singapura menjadi salah satu tonggak penting dalam strategi BRPT, tidak hanya untuk memperluas pasar tetapi juga sebagai wujud kontribusi nyata terhadap ekonomi Indonesia
Direktur Utama BRPT, Agus Pangestu mengatakan, langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan keamanan energi dan menyediakan pasokan produk esensial untuk sektor kimia maupun infrastruktur domestik
"Dengan menargetkan akuisisi yang strategis dan membangun kemitraan global, kami telah bertransformasi menjadi kekuatan regional yang tangguh," kata Agus dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).
Terkait kinerja keuangan, hingga kuartal III 2024 perseroan mengantongi pendapatan 1,667 juta dolar AS, laba bersih 27 juta dolar AS, dan total aset mencapai 10,190 juta dolar AS. Penurunan ini terutama disebabkan oleh volatilitas yang berkelanjutan di sektor petrokimia, pemeliharaan pada salah satu unit operasi panas bumi anak usaha Barito Pacific, dan pemeliharaan terjadwal (Turnaround Maintenance/TAM) di kompleks petrokimia.
Menyikapi dinamika global yang tidak menentu, BRPT tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan pengelolaan risiko finansial yang solid. Perseroan berhasil mempertahankan profil likuiditas yang kuat, dengan rasio utang terhadap ekuitas yang terjaga stabil.
“Profil likuiditas kami tetap dalam pada kondisi yang kuat untuk mendukung ekspansi yang sedang berlangsung dan tetap gesit dalam mengejar peluang anorganik. Rasio utang bersih terhadap ekuitas kami stabil di 0.74x yang mencerminkan komitmen tak tergoyahkan manajemen untuk mempertahankan profil keuangan yang sehat seiring kami menjalankan rencana ekspansi kami,” ujar Agus.
Tujuan Perseroan
Adapun, perseroan turut berkomitmen untuk mendukung tujuan ekonomi Indonesia di dalam melakukan transisi ke energi baru tebarukan.
"Kami memastikan upaya yang telah dilakukan sejalan dengan tujuan lingkungan yang lebih luas sambil mendorong pertumbuhan dan inovasi di dalam sektor energi," ujarnya.
Ia menyebut, dalam waktu dekat perseroan berencana untuk mengembangkan kapasitas energi terbarukan baru sebesar 104 MW.
"Langkah penting yang sejalan dengan tujuan kami untuk mengoperasikan 1 GW kapasitas pembangkit listrik pada tahun 2025," ucapnya.
Advertisement
