Laba Raksasa Mi Instan Indonesia Terpangkas

Kontribusi dari sektor agribisnis masih penuh tantangan dan masih akan berlanjut dalam jangka pendek.

oleh Syahid Latif diperbarui 26 Agu 2013, 12:40 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2013, 12:40 WIB
indofood-121130b.jpg
Produsen mie terbesar Indonesia, PT Indoffod Sukses Makmur Tbk (INDF) melaporkan penjualan perusahaan sepanjang semester I-2013 mengalami peningkatan sebesar 93% menjadi Rp 26,86 triliun dari sebelumnya Rp 24,58 triliun.

Sayangnya, peningkatan penjualan tersebut tak diikuti margin laba bersih yang justru turun 6,3% dari sebelumnya 6,9%.

"Kondisi pasar di sektor agribisnis masih penuh tantangan dan kondisi ini masih akan berlanjut dalam jangka pendek," kata Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8/2013).

Dalam laporannya, Indofood mengungkapkan konstribusi pendapatan dari grup consumer branded product mencapai 45%. Sementara dari grup Bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing sebesar 27%, 21%, dan 8% terhadap penjualan neto konsolidasi.

Grup CBP yang menjalankan binsis mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makan dan nutrisi dan makanan khusus membukukan pertumbuhan total nilai penjualan sebesar 12,2%. Total penjualan grup Bogasari naik 17,8% disebabkan peningkatan harga jual rata-rata.

Sementara kelompok bisnis Agribisnis justru turun 7,14% akibat penurunan penjualan harga rata-rata produk kelapa sawit dan karet.

Laba bruto Indofood tercatat turun 4% ke level Rp 6,46 triliun dengan marjin laba bruto yang ikut melemah 24%. Akibarnya laba usaha ikut turun 18,1% menjadi Rp 2,93 triliun.

Dengan memperhitungkan kontribusi laba dari China Minzhong Food Corporation Limited, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuha 1,2% menjadi Rp 1,7 triliun. Sedangkan core profit meningkat 5,8% menjadi Rp 1,77 triliun. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya