Raksasa Mi Indonesia Berniat Rebut Perusahaan Makanan China

Keputusan pengambilalihan Minzhong dilakukan seiring serangkan aksi short selling yang merontokan harga saham produsen makanan China itu.

oleh Syahid Latif diperbarui 02 Sep 2013, 17:05 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2013, 17:05 WIB
indofood130319b.jpg
Perusahaan raksasa konsumer Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengkaji kemungkinan pengambilalihan saham emiten yang terdaftar di bursa saham Singapura, Minzhong Food Corp Ltd (CMFC).

Aksi tersebut dilakukan setelah saham Monzhong Food tersebut diserang aksi short selling yang membuat separuh dari nilai pasar perusahaan menghilang.

Sebagai pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 29,3% saham, Indofood menyatakan akan mengeluarkan pengumuman pada Senin usai transaksi tercapai.

Dikutip dari laman Reuters, aksi pembelian saham ini dilakukan setelah nilai pasar produsen makanan tersebut jatuh US$ 273 juta usai munculnya laporan 49 halaman dari Glaucus Research terkait isu keuangan perusahaan.

"Kami berpikir Indofod tengah melihat nilai sinergi karena Minzhong lebih bergerak pada bisnis bahan baku di sektor hulu sementara Indofood membuat mi," ujar CEO Voyage Research, Roger Tan.

Berkat Glaucus, harga saham Mizhong kini lebih murah dan Indofood bisa dengan leluasa merebut perusahaan. "Dengan mengubahnya menjadi perusahaan private, Indofood mendapatkan fleksibilitas untuk mengintegrasikan bisnisnya," katanya.

Serangkan short selling kali ini merupakan yang pertama dialami perusahaan China yang tercatat di bursa saham Singapura. Meski aksi short selling sebetulnya sudah menyasar perusahaan yang terdaftar di Hong kong, Kanada, dan Amerika Serikat.

Namun otoritas Singapura memberikan porsi perhatian lebih besar pada aksi short seller, setelah Muddy Watters menyerang praktik bisnis perusahaan komoditas Olam International Ltd yang merusakan harga saham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya