PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mencari pinjaman US$ 90 juta atau setara Rp 1,04 triliun (kurs Rp 11.563 per dolar AS) untuk membayar utang ke Deutche Bank.
Direktur Keuangan VIVA Charlie Kasim mengatakan, utang perseroan ke Deutche Bank mencapai US$ 80 juta yang jatuh tempo pada Februari 2014. Dengan opsi refinancing kali ini, perseroan berharap pembayaran hutan sebelum awal tahun sudah selesai.
"Kita bayar utang US$ 80 juta kepada Deutche Bank. Sisanya akan dibuat pembuatan studio dan lainnya. Kita usahakan peminjaman dananya pada tiga bank, dengan bunga yang diharapkan dibawah 9%," tegasnya di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) VIVA di Gedung Studio ANTV, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Adapun jangka waktu hutang yang diinginkan oleh perseroan hingga 4 tahun. Sehingga, perseroan bisa melakukan ekspansi bisnis yang lebih baik.
Untuk mendukung langkah tersebut, RUPSLB telah menyetujui penjaminan sebagian besar atau seluruh aset dalam memperoleh pembiayaan untuk anak usaha.
 Rencana menyetujui pinjaman agar dapat mengantisipasi kondisi ekonomi dunia yang lagi bergejolak dan adanya perkiraan naiknya suku bunga pinjaman internasional.
"Dengan adanya persetujuan ini, diberikan mandat untuk mendapatkan pinjaman baru dengan cost of funding yang kompetitif. Dana segar yang akan didapatkan untuk melakukan pembayaran kembali (refinancing) hutang VIVA kepada Deutche Bank," ujar Direktur Utama VIVA Erick Thohir . (Dis/Ndw)
Direktur Keuangan VIVA Charlie Kasim mengatakan, utang perseroan ke Deutche Bank mencapai US$ 80 juta yang jatuh tempo pada Februari 2014. Dengan opsi refinancing kali ini, perseroan berharap pembayaran hutan sebelum awal tahun sudah selesai.
"Kita bayar utang US$ 80 juta kepada Deutche Bank. Sisanya akan dibuat pembuatan studio dan lainnya. Kita usahakan peminjaman dananya pada tiga bank, dengan bunga yang diharapkan dibawah 9%," tegasnya di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) VIVA di Gedung Studio ANTV, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Adapun jangka waktu hutang yang diinginkan oleh perseroan hingga 4 tahun. Sehingga, perseroan bisa melakukan ekspansi bisnis yang lebih baik.
Untuk mendukung langkah tersebut, RUPSLB telah menyetujui penjaminan sebagian besar atau seluruh aset dalam memperoleh pembiayaan untuk anak usaha.
 Rencana menyetujui pinjaman agar dapat mengantisipasi kondisi ekonomi dunia yang lagi bergejolak dan adanya perkiraan naiknya suku bunga pinjaman internasional.
"Dengan adanya persetujuan ini, diberikan mandat untuk mendapatkan pinjaman baru dengan cost of funding yang kompetitif. Dana segar yang akan didapatkan untuk melakukan pembayaran kembali (refinancing) hutang VIVA kepada Deutche Bank," ujar Direktur Utama VIVA Erick Thohir . (Dis/Ndw)