PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memperoleh pinjaman sindikasi sejumlah US$ 500 juta atau setara dengan Rp 5,4 triliun (kurs Rp 10.900 per dolar AS). Pinjaman ini rencananya untuk menopang pertumbuhan bisnis di semua lini usaha.
Pinjaman itu berasal dari 20 bank swasta yang mayoritas bertaraf internasional. Bank-bank tersebut antara lain, Citibank, DBS Bank Ltd, PT Bank ANZ Indonesia, Sumitomo Mitsui Banking (SMBC), PT Bank Internastional Indonesia (BII) dan masih banyak bank lainnya.
"Ini merupakan pinjaman sindikasi ketiga dan terbesar pasca Asian Financial Crisis 1998 yang diterima CPIN dan menjadi bukti pengakuan kreditor terhadap CPIN sebagai perusahaan dengan kinerja mumpuni, terutama dalam lima tahun terakhir, serta memiliki potensi ke depan yang sangat prospektif," kata Sekretaris Perusahaan Charoen Pokphand Indonesia, Hadjianto Kartika di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Pinjaman ini antara lain untuk menunjang peningkatan produksi di semua lini usaha seperti pakan ternak, Day Old Chick (DOC) dan daging ayam olahan.
Selain itu juga demi mendukung pendirian pabrik di beberapa kota di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. "CPIN adalah perusahaan poultry terbesar dengan operasi vertikal yang terintegrasi di Indonesia dengan memimpin pasar di setiap lini bisnis, 37% pangsa pasar di pakan ternak, 35% pangsa pasar di DOC, dan 55% pangsa pasar di daging ayam," tambah Hadjianto.
Pinjaman sindikasi ini akan diperoleh dalam dua mata uang yaitu dolar AS dan mata uang rupiah yang memiliki tenor pengembalian yang rata-rata selama 5 tahun.
Pada penyedia fasilitas kali ini Cibank dan DBS dipercaya sebagai Coordinating Bank. Selain itu Citi dan DBS bersama dengan ANZ dan SMBC juga berperan sebagai Mandlated Lead Arrangers dan Bookrunners dalam transaksi ini. Adapun bank-bank pendukung sindikasi lainnya merupakan kombinasi dari bank lokal maupun asing.
Managing Director Head of Citi Indonesia Corporate and Investmen Banking, Kunardy Lie mengungkapkan kinerja positif CPIN dalam beberapa tahun terakhir berhasil memikat para kreditor yang tergabung dalam sindikasi.
"Dukungan yang diberikan untuk perkembangan usaha CPIN ini merupakan contoh bukti nyata komitmen Citi Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, oleh karena itu dengan kondisi ekonomi yang masih kurang stabil ini Citi Indonesia tetap mampu memberikan dukungan kepada CPIN," ungkapnya.(Yas/Nur)
Pinjaman itu berasal dari 20 bank swasta yang mayoritas bertaraf internasional. Bank-bank tersebut antara lain, Citibank, DBS Bank Ltd, PT Bank ANZ Indonesia, Sumitomo Mitsui Banking (SMBC), PT Bank Internastional Indonesia (BII) dan masih banyak bank lainnya.
"Ini merupakan pinjaman sindikasi ketiga dan terbesar pasca Asian Financial Crisis 1998 yang diterima CPIN dan menjadi bukti pengakuan kreditor terhadap CPIN sebagai perusahaan dengan kinerja mumpuni, terutama dalam lima tahun terakhir, serta memiliki potensi ke depan yang sangat prospektif," kata Sekretaris Perusahaan Charoen Pokphand Indonesia, Hadjianto Kartika di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Pinjaman ini antara lain untuk menunjang peningkatan produksi di semua lini usaha seperti pakan ternak, Day Old Chick (DOC) dan daging ayam olahan.
Selain itu juga demi mendukung pendirian pabrik di beberapa kota di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. "CPIN adalah perusahaan poultry terbesar dengan operasi vertikal yang terintegrasi di Indonesia dengan memimpin pasar di setiap lini bisnis, 37% pangsa pasar di pakan ternak, 35% pangsa pasar di DOC, dan 55% pangsa pasar di daging ayam," tambah Hadjianto.
Pinjaman sindikasi ini akan diperoleh dalam dua mata uang yaitu dolar AS dan mata uang rupiah yang memiliki tenor pengembalian yang rata-rata selama 5 tahun.
Pada penyedia fasilitas kali ini Cibank dan DBS dipercaya sebagai Coordinating Bank. Selain itu Citi dan DBS bersama dengan ANZ dan SMBC juga berperan sebagai Mandlated Lead Arrangers dan Bookrunners dalam transaksi ini. Adapun bank-bank pendukung sindikasi lainnya merupakan kombinasi dari bank lokal maupun asing.
Managing Director Head of Citi Indonesia Corporate and Investmen Banking, Kunardy Lie mengungkapkan kinerja positif CPIN dalam beberapa tahun terakhir berhasil memikat para kreditor yang tergabung dalam sindikasi.
"Dukungan yang diberikan untuk perkembangan usaha CPIN ini merupakan contoh bukti nyata komitmen Citi Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, oleh karena itu dengan kondisi ekonomi yang masih kurang stabil ini Citi Indonesia tetap mampu memberikan dukungan kepada CPIN," ungkapnya.(Yas/Nur)