PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba yang diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk turun menjadi US$ 183,7 juta hingga kuartal ketiga 2013. Angka perolehan laba ini turun 47,21 % dari periode sama tahun sebelumnya US$ 348 juta.
Dalam keterangan yang diterbitkan kemarin, laba bersih perseroan turun didorong penurunan biaya kas batu bara tidak mampu menahan penurunan harga jual rata-rata (ASP).
Pendapatan usaha perseroan turun 11,61% menjadi US$ 2,43 miliar hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,75 miliar. Beban pokok pendapatan perseroan turun tipis menjadi US$ 1,87 miliar hingga kuartal ketiga 2013.
Earning before interest, taxes, depreciation and amortization/ Ebitda perseroan sebesar US$ 626 juta hingga kuartal ketiga 2013. Perseroan menurunan target ebitdanya menjadi US$ 750 juta-US$ 900 juta dari target sebelumnya pada kisaran US$ 850 juta-US$ 1 miliar. Hal itu karena harga batu bara global yang melemah dalam waktu waktu panjang.
Laba kotor pun turun menjadi US$ 560,33 juta hingga kuartal ketiga 2013. Perseroan yang bergerak di sektor batu bara ini menurunkan biaya kas (tidak termasuk royalti) dengan penurunan sebesar 9% menjadi US$ 34,68 per ton hingga September 2013.
Penurunan ini dengan adanya upaya pengurangan biaya dan harga bahan bakar yang lebih rendah dari pada yang diperkirakan. Biaya kas batu bara di kisaran US$ 35-US$ 38 per ton.
Perseroan dapat menurunkan sejumlah beban. Pos beban usaha turun menjadi US$ 113,3 juta hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 116,50 juta. Biaya keuangan perseroan turun menjadi US$ 90,23 juta hingga kuartal ketiga 2013.
Total liabilitas dan ekuitas perseroan turun menjadi US$ 6,64 miliar pada 30 September 2013 dari posisi sama tahun 2012 senilai US$ 6,69 miliar. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi US$ 618,13 juta pada 30 September 2013.
Adapun volume penjualan perseroan naik 13% menjadi 39,11 metrik ton/mt. Sementara itu, volume produksi Adaro naik 14% menjadi 38,67 juta ton Mt. Perseroan menargetkan volume produksi mencapai 50-53 mt pada 2013. (Ahm)
Dalam keterangan yang diterbitkan kemarin, laba bersih perseroan turun didorong penurunan biaya kas batu bara tidak mampu menahan penurunan harga jual rata-rata (ASP).
Pendapatan usaha perseroan turun 11,61% menjadi US$ 2,43 miliar hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,75 miliar. Beban pokok pendapatan perseroan turun tipis menjadi US$ 1,87 miliar hingga kuartal ketiga 2013.
Earning before interest, taxes, depreciation and amortization/ Ebitda perseroan sebesar US$ 626 juta hingga kuartal ketiga 2013. Perseroan menurunan target ebitdanya menjadi US$ 750 juta-US$ 900 juta dari target sebelumnya pada kisaran US$ 850 juta-US$ 1 miliar. Hal itu karena harga batu bara global yang melemah dalam waktu waktu panjang.
Laba kotor pun turun menjadi US$ 560,33 juta hingga kuartal ketiga 2013. Perseroan yang bergerak di sektor batu bara ini menurunkan biaya kas (tidak termasuk royalti) dengan penurunan sebesar 9% menjadi US$ 34,68 per ton hingga September 2013.
Penurunan ini dengan adanya upaya pengurangan biaya dan harga bahan bakar yang lebih rendah dari pada yang diperkirakan. Biaya kas batu bara di kisaran US$ 35-US$ 38 per ton.
Perseroan dapat menurunkan sejumlah beban. Pos beban usaha turun menjadi US$ 113,3 juta hingga kuartal ketiga 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 116,50 juta. Biaya keuangan perseroan turun menjadi US$ 90,23 juta hingga kuartal ketiga 2013.
Total liabilitas dan ekuitas perseroan turun menjadi US$ 6,64 miliar pada 30 September 2013 dari posisi sama tahun 2012 senilai US$ 6,69 miliar. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi US$ 618,13 juta pada 30 September 2013.
Adapun volume penjualan perseroan naik 13% menjadi 39,11 metrik ton/mt. Sementara itu, volume produksi Adaro naik 14% menjadi 38,67 juta ton Mt. Perseroan menargetkan volume produksi mencapai 50-53 mt pada 2013. (Ahm)