Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Kiprah Arnold Schwarzenegger di film layar lebar memang sempat populer di era 1990an sebagai Terminator dan jagoan dalam judul-judul film lainnya. Namun, hal itu sangat berbeda kala kita menyaksikan film terbarunya yang belakangan ini sempat tayang di Indonesia, Sabotage.
Dalam film arahan sutradara David Ayer itu, Arnold Schwarzenegger berusaha memasukkan imej seorang komandan sebuah tim agen DEA bernama John Wharthon alias Breacher yang memiliki beberapa anak buah tertangguhnya.
Awal cerita film ini dimulai dengan dicurinya uang USD 10 juta oleh kelompok milik Breacher dari kartel narkoba saat melakukan penyerbuan ke sebuah gudang hingga salah satu anggota tewas. Uang tersebut disembunyikan untuk kemudian dikumpulkan dan dibagi rata.
Seiring berjalannya waktu, uang tersebut hilang dan kehidupan mereka pun berantakan setelah masing-masing saling mencurigai. Salah satu pemicunya adalah terbunuhnya seorang rekan mereka lainnya secara tidak wajar yang diduga merupakan sebuah kesengajaan. Mereka pun mencurigai pihak kartel yang ternyata tidak tepat.
Akhirnya, kisah film ini pun bergulir pada masa lalu Breacher yang sangat naas dan menyedihkan terkait istri dan anaknya. Tanpa diduga, ternyata motif hilangnya uang yang menyebabkan anak buahnya pecah pun ada kaitannya dengan kenangan buruk Breacher tersebut.
Sayangnya, meski masa lalu Breacher digambarkan sangat mengenaskan dan menyedihkan, namun nuansa yang disajikan sangat kurang terasa. Emosi dan akting Arnold saat memainkan sang karakter utama penuh dendam itu pun terkesan kurang maksimal.
Tak hanya itu, konspirasi, adegan laga, baku tembak, adu argumen, hingga taktik psikologis yang disajikan dalam film Sabotage masih belum mampu memberikan kepuasan kepada para penonton. Beberapa kali kita dibuat kecewa saat melihat Breacher dan timnya beraksi.
Bahkan, twist yang berusaha dibuat oleh pengarangnya juga terkesan kurang menggigit. Beberapa kali tampak ketegangan yang perlihatkan oleh karakter milik Arnold tidak berakhir dramatis dan terkesan biasa saja.
Jadi, bagi Anda yang sudah melihat film ini, paling tidak merasakan hal yang cukup mengecewakan. Para pengamat dan kritikus yang ada juga tak segan memberikan penilaian buruk. Ditambah lagi film ini rugi besar di kancah box office.
Penayangan Sabotage memang hampir usai dan kemungkinan sudah tidak ada lagi pada awal pekan depan. Bagi yang belum melihatnya, cukup dengan menyewa atau membeli versi video rumahannya. Bisa dipastikan bahwa Sabotage sangat jauh dari kesan luar biasa.