How to Train Your Dragon 2, Potret Persahabatan Naga dan Manusia

Berbeda dengan film pertama yang cenderung biasa, How to Train Your Dragon 2 bakal membawa kita menelusuri cerita yang jauh lebih kompleks.

oleh Feby Ferdian diperbarui 18 Jun 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2014, 20:00 WIB
How to Train Your Dragon 2
Berbeda dengan film pertama yang cenderung biasa, How to Train Your Dragon 2 bakal membawa kita menelusuri cerita yang jauh lebih kompleks.

Liputan6.com, Jakarta Masih ingatkah anda dengan Hiccup, anak dari raja Stoick the Vast yang berhasil mendamaikan perseteruan bangsanya dengan para naga yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Jika iya, anggap saja semua yang anda tonton sebagai sebuah dasar untuk film kedua.

Pasalnya, berbeda dengan film pertama yang cenderung biasa, film kedua dari How to Train Your Dragon bakal membawa kita menelusuri cerita yang jauh lebih dalam dan lebih megah ketimbang film sebelumnya. Titik klimaks juga akan diperlihatkan lewat pertempuran seru melawan Drago Bludvist yang diceritakan sebagai salah satu pembenci naga yang paling disegani, termasuk oleh Stoick the Vast sendiri.

http://cdn0-e.production.liputan6.static6.com/medias/693555/big/_1395134005.jpg

Ceritanya, bermula dari Hiccup dan naganya, Toothless (naga berjenis Night Fury) yang membolos dari pertandingan mirip Quidditch di Harry Potter yang belakangan jadi hiburan tersendiri di village of Berk, desa tempat Hiccup tinggal.

Sempat diberi wejangan oleh Stoick the Vast untuk meneruskan tahta, Hiccup yang belum yakin dengan kemampuannya pun menjadi gundah dan memilih untuk menjelajah bersama Toothless, dan kekasihnya, Astrid.

Siapa sangka, dari hasil jelajahannya itu, Hiccup menemukan beberapa pihak yang masih antipati terhadap para naga. Dari situ juga, Hiccup sadar kalau Village of Berk bakal menghadapi masalah serius terkait kehadiran para penangkap naga yang dipimpin langsung oleh Drago Bludvist.

http://cdn1-e.production.liputan6.static6.com/medias/693540/big/Drago_Bludvist%27s_Bewilderbeast.jpg

Jujur saja, ketika memutuskan untuk menonton film karya sutradara Dean DeBlois ini, ada sedikit kekhawatiran dengan rasa bosan atau ceritanya yang biasa-biasa saja. Terlebih, setelah film pertamanya sukses besar, adaptasi dari novel karangan Cressida Cowell ini pun sempat digubah menjadi miniseri yang hingga kini masih bisa disaksikan di salah satu saluran televisi kabel.

Tapi ternyata, pendapat seperti itu salah besar. Dengan kondisi dimana tokoh-tokohnya sudah terlanjur familiar, DeBlois justru semakin mampu mengarahkan film ini ke arah yang jauh lebih kompleks dari sebelumnya. Kemunculan karakter Valka yang tak lain adalah ibu dari Hiccup juga berhasil menjadi poin penting dari film ini.

Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti melihat gabungan antara Avatar dan Godzilla dengan cara yang lebih manis. Jadi, semisal anda sedikit meragukan tingkat keseruan yang dimiliki film ini, segera lelehkan keraguan tersebut dan bahagiakan keluarga anda melalui adegan-adegan seru khas studio Dreamworks.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya