Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah SD santai di kamarnya hendak menyantap kue. "Rasanya tahun ini akan terjadi hal yang baik. Tahun baru yang tenang."
Tapi kemudian ia mendengar suara-suara lain. Padahal waktu itu ia sendirian di kamar. Lalu dilihatnya meja belajarnya bergerak sendiri. Bocah itu lalu
terkejut bukan main ketika dari laci meja keluar seekor robot kucing.
Baca Juga
Itulah pertemuan pertama Nobita dengan Doraemon yang digambarkan di komiknya yang terbit Desember 1969 di edisi Januari 1970 majalah "Anak Baik, TK, SD Kelas 1-kelas 4".
Advertisement
Kehadiran komik Doraemon tak semulus cerita pertemuan pertama si kucing robot itu dengan Nobita.
Kelahiran Doraemon
Bulan November 1969, majalah Anak Baik mengumumkan akan memuat komik baru karya mangaka Fujiko F. Fujio. Waktu itu Fujimoto Hiroshi, nama asli Fujiko, belum menemukan ide bagaimana dan seperti apa komik barunya.
Jalan-jalan di taman ia tak menemukan ide. Sampai di rumah ia teringat dengan kucing liar yang pernah tinggal dengannya. Tapi idenya belum keluar. Ia lalu
bermalas-malasan di sofa. Ia ketiduran. Lalu bangun terkaget, dan tersandung mainan.
Seketika ide itu muncul: kucing, anak laki-laki pemalas, dan mainan. "Ketemu!" katanya, "sepertinya ini bisa."Â Doraemon kemudian muncul dengan ide dasar begini: seorang bocah pemalas kedatangan robot kucing dari masa depan yang bisa mengeluarkan benda-benda berguna dari kantungnya.
Lebih jauh di komik Doraemon perdana diceritakan, Doraemon dikirim Sewashi, cicit Nobita dari abad ke-22, untuk membantu sang kakek buyut di masa kecil
menjalani hidup.
"Mulai hari ini, Doraemon akan menjagamu," kata Sewashi. "Habis kakek tak pernah bisa melakukan apa pun, sih."
Sewashi melanjutkan, "Tak bisa belajar, tak bisa olahraga, bahkan suit saja tak pernah menang."
"Makanya walau sudah dewasa, tetap tak bisa menemukan hal bagus."
"Tapi, mulai sekarang Doraemon akan menemani, jadi kakek bisa tenang."
Saat itu juga, Sewashi mengatakan di masa depan Nobita bakal menikahi Jaiko yang gendut, adik Giant, dan bukannya Shizuka, anak manis nan cerdas
idamannya.
Doraemon Sepeninggal Fujiko F. Fujio
Sejak momen pertemuan itu, Doraemon mengisi hari-hari Nobita. Serial komik Doraemon kemudian terbit terus-menerus sebanyak 1.344 chapter atau bab yang
kemudian dibukukan menjadi 45 jilid.
Selain serial komiknya, Doraemon telah menjadi serial anime maupun film layar lebar yang sukses. Saban Minggu, serial animenya masih tayang di stasiun TV
kita sejak akhir 1990. Agustus ini rilis film terbaru Doraemon pertama dalam format animasi CGI berjudul Stand By Me Doraemon.
Syahdan, pada 23 September 1996, di usia 62 tahun, Fujiko F. Fujio meninggal dunia. Sejak 1986, Fujimoto didiagnosis menderita kanker hati.
Meski mangaka-nya meninggal toh Doraemon tetap hidup. Hal ini dimungkinkan karena sebelum meninggal, Fujiko tak sempat menceritakan akhir kisah kucing robot kesayangannya itu.
Maka, kisah Doraemon terus direproduksi oleh mangaka lain dengan garis besar kisah yang sudah dibuat Fujiko. Hal ini lazim terjadi. Pencipta Superman atau Batman pun telah tiada, tapi kisah superhero andalan DC Comics itu terus berlanjut.
Banyak yang mengira film Stand By Me Doraemon adalah film yang menceritakan akhir kisah Doraemon. Ini keliru. Film tersebut lebih menceritakan tentang krisis hidup yang dialami Nobita. Ketika dewasa, rumah tangganya bahkan nyaris runtuh.
Namun, banyak orang tetap penasaran bagaimana akhir kisah Doraemon?
Doraemon Tamat
Pernah ada yang membuat kisah Doraemon tamat.
Syahdan, pada 2005, seperti pernah dimuat koran Yomiuri Shimbun (saya membaca terjemahan Inggrisnya yang dimuat situs koran Thailand), seorang
komikus berusia 37 tahun membuat heboh Jepang dengan melukiskan akhir kisah Doraemon.
Komiknya yang dimuat di majalah fanzine (majalah bikinan fans) laris manis. Yang membuat masalah, komik itu tak mendapat izin dari pemilik hak cipta
Doraemon.
Di jagat manga, komik macam begini hal lumrah. Seorang fans sah-sah saja membuat komik tiruan atawa parodi dari kisah asli yang terkenal. Komik tiruan
ini memiliki karakter yang sama meski ceritanya beda, dan bisa melenceng. Komik jenis ini malah punya sebutan khusus: doujinshi.
Selanjutnya: Doraemon Tamat Versi Fans
Akhir Doraemon Versi Fans
Lantas, mengapa doujinshi akhir kisah Doraemon ini bikin heboh?
Dalam akhir Doraemon versi doujinshi diceritakan, Nobita datang mengadu pada Doraemon. Tapi, Doraemon tak merespons. Dari adiknya, Dorami, diketahui baterai Doraemon habis. Tapi masalahnya, jika baterenya diganti, Doraemon bakal hilang ingatan dan melupakan Nobita begitu bangun.
Dari situ, Nobita bertekad untuk menjadi anak pintar agar kelak bisa memperbaiki Doraemon. Di masa depan, saat sudah menjadi ilmuan, beristrikan Shizuka,
Nobita membangunkan lagi Doraemon dari mimpi panjangnya. Diketahui pula, Nobita lah yang menciptakan robot Doraemon. Oleh Dekisugi, yang menjadi presiden Jepang, hal ini disebutnya "Time Paradox".
Masalahnya, doujinshi akhir kisah Doraemon yang dibuat oleh seseorang bernama samaran Yasue T.Tajima ini mirip betul dengan komik Doraemon bikinan Fujiko F. Fujio. Komiknya dijual seharga 500 yen di toko buku dan sudah dipamerkan di berbagai pameran fanzine sejak Oktober 2005.
Komik akhir kisah Doraemon itu terjual lebih dari 13 ribu copy dan menjadi populer di dunia maya karena narasi dan goresan gambarnya mirip betul komik
Doraemon asli. Bahkan, tak sedikit yang mengira komik itu asli bikinan Fujiko F. Fujio.
Di Jepang, soal doujinshi Doraemon ini memicu perdebatan batasan sampai di mana sebuah doujinshi alias komik tiruan ditolerir dan tidak melanggar hak cipta.
Penerbit Shogakukan dan Fujio F. Fujiko Production yang memegang lisensi Doraemon kemudian mengirim surat peringatan pada pembuat doujinshi akhir kisah
Doraemon. Selain diminta mengaku telah membuat plagiarisme, pembuatnya juga diminta membayar sebagian hasil penjualan dari komik fanzine-nya.
Pemilik hak cipta Doraemon sangat berkepentingan atas nasib tokoh ciptaannya. Sebab, sudah sejak awal pengarangnya tak membuat tamat kisahnya.
Meski tak menamatkan Doraemon, Fujiko F. Fujio lantaran keburu meninggal, mangaka yang juga membuat P-Man itu sempat menceritakan bagaimana nasib Nobita di masa depan.
Selanjutnya: Akhir Doraemon versi Fujiko F. FujioÂ
Advertisement
Akhir Doraemon Versi Fujiko F. Fujio
Paradoks masa Depan Nobita
Di komik Doraemon volume 6, ada chapter "Pengantin Nobita", lalu di volume 25 ada chapter "Malam Sebelum Pernikahan Nobita". Di situ diceritakan Nobita
pada akhirnya menikahi Shizuka, bukan Jaiko.
Lantas, jika menikahi Shizuka apakah Doraemon akan dikirim oleh cucunya dari masa depan?
Di sini menariknya paradoks waktu yang berjalan dalam komik ini.
Bila ditelusuri, dalam alur singularitas waktu dari Nobita ke cucunya Sewashi, Nobita menikahi Jaiko, adik Giant. Sewashi, cicit Nobita, merasa kasihan lalu
mengirim Doraemon agar hidup Nobita baik di masa depan.
Berkat Doraemon hidup Nobita sukses dan dia menikahi Shizuka, punya anak, lalu punya cucu, lalu lahir cicitnya Sewashi.
Sewashi tetap lahir meski akhirnya Nobita menikahi Shizuka. "Sekalipun sejarah berubah, pada akhirnya aku tetap akan lahir," kata Sewashi di episode
perdana komik Doraemon.
Hal ini bisa dijelaskan dengan persamaan perjalanan dari Tokyo ke Osaka. Perjalanan itu bisa dlakukan dengan kereta api, mobil, pesawat, atau kapal laut.
"Apapun pilihannya, selama arahnya benar, pasti akan sampai ke Osaka," kata Sewashi pada Nobita.
Meski tak pernah menyelesaikan komik Doraemon, sejatinya Fujiko F. Fujio sudah menamatkan kisahnya: pada akhirnya Nobita hidup bahagia, ia menjadi
orang sukses, dan menikahi wanita idamannya. (Ade/Feb)