Kenapa Tren Bollywood Saat Ini Mengancam Industri Sinetron?

Sukses serial Mahabarata kemudian memicu sejumlah serial dari Bollywood lain mengisi slot acara TV. Apa dampaknya?

oleh Ade Irwansyah diperbarui 21 Des 2014, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2014, 14:00 WIB
Mahabarata dan DPR Pakai Batik
Twitter

Liputan6.com, Jakarta Salah satu tren di jagat pertelevisian tanah air saat ini adalah Bollywood. Serial Mahabarata versi baru yang tayang di salah satu TV swasta disukai masyarakat dan menciptakan tren tersebut.

Tak cuma serialnya meraih rating tinggi, ketika para bintangnya diundang ke sini pun, masyarakat heboh. Pertunjukan Mahabarata Show dan Mahacinta banyak ditonton.

Sukses serial Mahabarata kemudian memicu sejumlah serial dari Bollywood lain mengisi slot acara TV. Selain Mahabarata, di sebuah stasiun TV ada Mahadewa, Ramayana, Jodha Akbar, The Adventures of Hatim; sedang TV lain Saraswatichandra; dan TV lain lagi punya Qubool Hai.

Bukti Bollywood tengah tren adalah ketika pada kamis (18/12/2014) lalu wakil rakyat di DPR mengundang para pemain Mahabarata ke gedung parlemen di Senayan, Jakarta Pusat.

Emil G. Hampp (foto: Ade Irwansyah) 

Para pemain Mahabarata yang kebetulan sedang berada di Jakarta resminya diundang Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.

Namun, tren Bollywood saat ini rupanya memiliki efek samping tersendiri. Hal ini dikatakan sutradara Emak Ijah Pengen ke Mekah, Emil G. Hampp.

Kepada Liputan6.com, Jumat (19/12/2014) lalu di lokasi syuting Emak Ijah Pengen ke Mekah, Emil mengungkapkan rasa khawatirnya. "Kalau makin banyak serial Bollywood, lama-lama sinetron Indonesia bisa habis," katanya. "Stasiun TV daripada bikin sinetron Rp 300 juta (per episode), mending beli serial India harga Rp 25 juta (per episode)."

Lebih jauh Emil meminta KPI untuk lebih pro aktif mengontrol tayangan serial Bollywood. "Sinetron kita salah sedikit dikasih peringatan, tiga kali diberi peringatan, nggak boleh tayang. Padahal film India berisi budaya dan pemikiran (asing) dari sana semua," kata Emil. (Ade)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya