Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Punk, kata sakral itu disebut-sebut sudah sedikit berubah arah. Banyak yang bilang jika eksistensinya di generasi ini, terlanjur jauh melebihi esensi. Dan hal itulah yang sempat dibicarakan Mark Hoppus 'Blink 182' di awal 2000-an.
Tepatnya di saat Mark dan dua kawannya dihadapkan pada kejayaan album ketiga Blink 182, Enema of The State di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca juga:
Advertisement
Mark Hoppus Ternyata Fans Berat Nirvana
Blink 182 Menolak Disebut Sebagai Pencipta Punk Pop
Album Solo Sukses, Tom DeLonge Bikin Label Rekaman
Kala itu, Mark mencoba mengungkapkan alasannya untuk tidak bertato dan menindik telinga atau wajahnya seperti kedua partnernya, Tom DeLonge dan Travis Barker. Ia menganggap jika punk adalah jiwa, bukan sebuah penampilan.
"Punk adalah sesuatu yang terasa spesial di dalam diri. Ya, itu saja. Aku tidak akan mengekspresikannya di tubuhku. Karena punk yang sesungguhnya, tak perlu menunjukannya kepada orang. Persis seperti ahli Karate. Ahli karate 'berdarah' di dalam tubuh, bukan di luar. Dan begitu juga punk, ini bukan tentang tato, rambut biru, atau penampilan. Sama sekali bukan," ucap Mark dalam sebuah rekaman wawancara di situs YouTube.
Baca juga:
Seramnya Tato di Kepala Travis Barker
2 Tato Ini Bikin Joel dan Benji Madden Menyesal
Dan memasuki tahun 2015 di mana bandnya sudah menghasilkan enam album, Mark tidak banyak berubah. Kecuali sebuah tato yang menempel di pergelangan tangannya.
"Well, ada, tato istriku,"Â kelakar Mark di sebuah acara talkshow sambil menunjukan pergelangan tangannya. Mark membuat tato itu sebagai ungkapan sayangnya untuk sang istri, yang telah dinikahinya sejak 15 tahun lalu.(Feb/Mer)