REVIEW Hotel Transylvania 2, Bukan Sekadar Tontonan Menyenangkan

Hotel Transylvania 2 kisahnya terasa dekat dengan kita, penontonnya.

oleh Ade Irwansyah diperbarui 27 Sep 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2015, 12:00 WIB
Hotel Transylvania 2.
Adegan film Hotel Transylvania 2. (dok. Sony Pictures)

Liputan6.com, Jakarta Kapan terakhir kita melihat manusia dan vampir menikah? Hm, yang paling kita ingat tentu saat Bella Swan menikah dengan Edward Cullen di Twilight: Breaking Dawn. Nah, kita menyaksikan kembali pernikahan makhluk berbeda jenis itu di awal Hotel Transylvania 2.

Anda mungkin masih ingat Hotel Transylvania pertama yang rilis 2012 silam. Kisahnya memiliki tema yang sama dengan Twilight. Alkisah, seorang vampir Drakula (suaranya diisi Adam Sandler) mengubah puri tempat tinggalnya jadi hotel khusus makhluk halus dan bangsa dedemit lainnya. Suatu ketika, seorang pemuda dari bangsa manusia menemukan hotel tersebut. Pemuda ini, Jonathan (Andy Samberg) lalu kepincut pada putri Drakula, Mavis (Selena Gomez).

Filmnya kemudian fokus pada Drakula yang over-protektif dengan putrinya. Namun, pada akhirnya pula, ia tak bisa mencegah cinta yang tumbuh antara Mavis dengan Jonathan.

Syahdan, sampailah kita sekarang pada film kedua Hotel Transylvania.

Adegan film Hotel Transylvania 2. (dok. Sony Pictures)

Hubungan Mavis dan Jonathan melangkah maju. Mereka mengikat janji suci sebagai suami-istri. Jangan membayangkan pernikahan Mavis-Jonathan akan seromantis Bella-Edward. Ini bukan film romantis yang mengharu-biru. Sutradara Genndy Tartakovsky tak berniat menyuguhkan drama percintaan macam begitu. Ia menawarkan humor dan kelucuan saat dunia yang berbeda bertemu, dunia dedemit dan manusia.

Bila di film pertama fokusnya pada ayah yang over-protektif di film kedua si ayah yang telah jadi kakek ingin cucunya sehebat dirinya.

Ya, setelah menikah Mavis hamil. Drakula begitu senang bakal dapat cucu. Tapi pertanyaannya, apa cucunya bakal jadi vampir atau manusia?

Di sini konflik utamanya filmnya lalu berkembang. Cucu Drakula yang juga anak Mavis, Dennis kelihatan lamban perkembangannya sebagai sesosok vampir. Ia tak bisa terbang, punya kekuatan super ataupun tak bisa berubah jadi kelelawar.

Kita lalu melihat Drakula mengajari Dennis menjadi vampir. Ia diajak menakuti orang hingga ke kamp pelatihan vampir-vampir bocah.

Adegan film Hotel Transylvania 2. (dok. Sony Pictures)

Berhasilkah upaya si kakek Drakula mengubah cucunya jadi vampir?

Mudah menebaknya. Yang menonton film animasi The Incredibles milik Pixar dan ingat dengan karakter bayi Jack-Jack pasti tahu jawabannya. Tapi bukan pertanyaan apa Dennis akhirnya jadi vampir atau tidak yang membuat Hotel Transylvania 2 ini tontonan menyenangkan.

Sejatinya, baik Hotel Transylvania pertama dan kedua yang dipersembahkan Adam Sandler lewat bendera Sony Pictures Animation ini berkisah tentang kita, para manusia.

Kisah seorang ayah yang over-protektif pada putrinya yang mulai mengenal lawan jenis sangatlah manusiawi dan universal. Hal tersebut tak hanya terjadi di dunia vampir, tapi juga dunia manusia di kebudayaan mana saja.

Adegan film Hotel Transylvania 2. (dok. Sony Pictures)

Begitu juga kisah tentang kakek yang sayang cucu dan ingin cucunya jadi hebat seperti dia. Pun di Hotel Transylvania 2 ini kita ketemu Mavis, sang ibu, yang tak mempermasalahkan putranya bakal jadi vampir atau manusia.

Sikap Mavis ini cerminan sifat ibu yang baik yang bisa Anda temukan di belahan dunia mana pun. Seorang ibu akan menganggap putranya sosok terbaik. Ibu tak pernah menganggap anaknya cacat atau punya kekurangan hanya karena tak jadi vampir.

Di sini kemudian Hotel Transylvania 2 tak hanya fun ditonton, tapi juga terasa dekat dengan kita.** (Ade/Feb)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya