Liputan6.com, Jakarta Meluncurnya Star Wars: The Force Awakens pertengahan Desember ini membuat peta perfilman Indonesia kian ramai. Pasalnya, di bulan ini akan ada beberapa film keluaran rumah produksi besar yang ikut mejeng di bioskop.
Salahsatunya ialah Bulan Terbelah di Langit Amerika (BTLA) garapan Maxima Pictures. OdiyMulya Hidayat, produser Maxima Pictures, mengungkapkan pandangannya tertang film BTLA yang head to head dengan Star Wars.
Advertisement
Meski sadar bahwa perebutan layar bioskop makin ketat, Ody tetap melihat celah filmnya bakal berjaya. "Mudah-mudahan ada imbasnya dari happening Star Wars ini. Kan kalau yang nggak kebagian nonton Star Wars bisa nonton Bulan Terbelah di Langit Amerika," jelas Ody di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Ody berkaca pada film produksi Maxima sebelumnya, 99 Cahaya di Langit Eropa. Kala itu, film yang menduetkan Acha Septriasa dan Abimana Aryasatya itu harus berhadapan dengan The Hobbit.
"Tapi waktu itu kami berhasil mendapat jumlah penonton yang bagus. Karena marketnya beda, antusias penontonnya pun beda. Makanya, untuk film ini saya meminta ke bioskop untuk buka 100 layar," jelas Ody.
Adapun BTLA merupakan lanjutan dari 99 Cahaya di Langit Eropa. Kisahnya masih bercerita tentang petualangan Hanum (diperankan Acha) dan Rangga (Abimana) tentang makna Islam oleh dunia barat. Di BTLA, sepasang suami-istri ini pergi ke Amerika Serikat untuk melihat kehidupan muslim pasca serangan teror di menara kembar WTC, New York. (Jul/fei)