Liputan6.com, Jakarta - Pecinta film aksi di Tanah Air kini tengah dimanjakan oleh kehadiran film Jason Bourne yang sudah tiba di bioskop. Film ini merupakan judul kelima franchise Bourne yang juga menandakan hadirnya Matt Damon sebagai bintang utama untuk yang keempat kalinya.
Jason Bourne diharapkan banyak fans bisa menjadi masterpiece di kelasnya. Namun begitu, masih banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam film ini untuk bisa lebih unggul dari franchise laga lain, seperti Mission: Impossible atau Fast and Furious.
Advertisement
Baca Juga
Tanpa harus menyaksikan film keempat, Bourne Legacy, Jason Bourne memiliki plot cerita yang secara langsung melanjutkan judul ketiga, The Bourne Ultimatum. Di sini, tokoh Jason Bourne (Matt Damon) harus menjalani hidupnya usai dinyatakan hilang dalam film ketiga.
Sementara dunia sedang mengalami ketidakstabilan yang belum pernah ada sebelumnya, Bourne terbayang-bayang kembali dengan masa lalunya. Namun, ia tak mau lagi terlibat dengan dunia agensi yang membuatnya berada di antara hidup dan mati.
Tanpa diduga, Nicky Parsons (Julia Stiles) yang menjadi rekan Bourne di film ketiga, mengetahui sebuah rahasia terselubung di balik organisasi CIA. Bahkan, masa lalu Bourne pun berhasil ia ungkap. Bourne mendapat tawaran dari Nicky untuk membuka jati dirinya dengan konsekuensi harus berhadapan dengan agen-agen CIA yang ingin menghabisi nyawanya.
Menyaksikan Jason Bourne, penonton dibawa kepada awal cerita yang terkesan misterius. Kita bakal dihadapkan pada banyak momen yang tak bisa ditebak. Namun, begitu pertengahan film dimulai, banyak hal yang justru membuat ceritanya mudah diterka.
Meskipun begitu, adegan aksi dalam Jason Bourne tetap mempertahankan ciri khas triloginya. Adegan kebut-kebutan, tembak-tembakan, hingga baku hantam disajikan secara spektakuler tanpa menggunakan CGI di dalamnya.
Sayangnya di beberapa adegan baku hantam, pergerakan kamera terlalu banyak goyangan dan terlalu dekat dengan tubuh Matt Damon. Sehingga, sebagian penonton bisa terganggu dengan teknik kamera yang disajikan sutradara Paul Greengrass ini.
Ada satu tokoh antagonis dan satu protagonis yang memberikan kejutan pada penonton selama film ini berjalan. Keduanya cukup memberikan ketegangan tersendiri. Konspirasi yang disuguhkan juga tak terlalu kacangan, biarpun akhirnya kita bisa menduga-duga seperti apa kejadian selanjutnya.
Di luar kelebihan dan kekurangannya, Jason Bourne tetap bisa menjadi pilihan yang cukup menghibur bagi para penggemar film aksi. Namun bagi yang bukan pecinta film jenis tersebut, ada baiknya menyaksikan dulu film-film laga dengan goyangan kamera yang terlalu intens, seperti Captain America: The Winter Soldier atau District 9.