Liputan6.com, Jakarta Seorang teman pernah mengatakan jika ingin mengetahui kejamnya dunia, lihatlah komentar para haters di media sosial. Pernyataan ini boleh jadi benar bagi para selebritas yang menjadi bulan-bulanan para pembenci di dunia maya. Dan itu kini dialami oleh Ayu Ting Ting. Pedangdut ini harus tebal telinga menghadapi ocehan para haters di media sosial.
Berawal dari isu kedekatannya dengan Raffi Ahmad, sosok perempuan asal Depok, Jawa Barat, ini seperti samsak dan harus rela menerima hook, jab dan upper cut dari para pembenci. Meski berkali-kali kepada wartawan mengatakan santai menghadapinya, toh patut diduga kini Ayu Ting Ting seperti seorang petinju yang tersudut di pojok ring.Â
Advertisement
Baca Juga
Serba salah. Mungkin itu yang akhirnya terjadi pada Ayu Ting Ting. Apa pun yang diunggah di media sosial, terutama di akun Instagram pribadi miliknya, Ayu Ting Ting hampir selalu mendapat banyak komentar miring, kalau tak mau disebut negatif.Â
Memiliki sejumlah haters, Ayu Ting Ting untungnya masih punya deretan pemuja. Hal itu terlihat dari pro kontra komentar di media sosial. Padahal, saat awal meniti karier sebagai pedangdut di kancah musik Indonesia, beberapa tahun lalu, Ayu Ting Ting dianggap sebagai perempuan muda beruntung. Cantik, segar, dan bersuara merdu.
Lama harus puas sebagai penyanyi di panggung kampung, sejak fenomena single "Alamat Palsu", stasiun televisi nasional berlomba-lomba memberi karpet merah pada sosok ibu satu anak ini. Ayu Ting Ting bukan lagi dikenal sebagai penyanyi.Â
Pengelola stasiun televisi mempersilakan dia menjadi presenter, bahkan unjuk kemampuan akting di sinetron. Ayu pun mendadak kaya raya dan bisa mengangkat harkat ekonomi keluarga.
Jalan yang sama juga terjadi pada Zaskia Gotik dan Cita Citata. Dua penyanyi dangdut ini, sama seperti Ayu Ting Ting, mencicipi manis madu popularitas dengan cepat, sekaligus racun dunia pesohor. Memang artis dan gosip seperti dua sisi mata uang, tak dapat dipisahkan.Â
Namun yang dialami Zaskia Gotik dan Cita Citata lebih seram lagi, yaitu terhadang kasus hukum karena terpeleset ucapan. Zaskia keseleo urusan penyebutan lambang sila kelima Pancasila, di sebuah acara televisi, beberapa bulan lalu. Sementara Cita Citata malah dilaporkan beberapa pihak karena ucapannya dianggap menghina salah satu suku di Tanah Air.
Kita tak bisa lantas menghakimi semua ulah mereka lantaran kurangnya wawasan. Atau benarkah itu karena tak sempatnya para pedangdut ini mengecap sekolah tinggi? Karena banyak yang percaya sekolah formal memang bisa menjadi indikator seseorang bertutur dan berpikir.
Namun bukankah kebijakan dalam bertingkah laku dan berucap di tengah masyarakat, juga buah dari keluasan hati, ikhlas menghormati norma dan peduli pada sekeliling?
Suara merdu dan wajah cantik tak melulu menjadi modal kesuksesan diterima oleh masyarakat. Pesohor bisa jadi wakil harapan ideal masyarakat. Mereka ingin para idola sempurna, minim kesalahan dan tak memiliki cacat dalam hal apa pun. Namun susahnya, 'artis juga manusia'.Â
Lewat tulisan akhir pekan ini, Liputan6.com mencoba membuka kembali perjalanan tiga pedangdut wanita ini dalam hadapi para haters. Termasuk bagaimana mereka bisa bertahan tetap berkarya di tengah hujatan. Maklumlah, dapur harus terus ngebul bukan?
Dengan tema besar "Pedangdut dan Haters", Sabtu dan Minggu (20-21/8/2016), pembaca bisa mengulik kembali cerita itu. Kami juga menyelipkan kisah unik yang dihadapi Duo Serigala dan Hesty Klepek Keplek. Dua penyanyi dangdut lain ini juga menghadapi masalah nyaris serupa.
Selamat akhir pekan Sahabat Liputan6.com!