Liputan6.com, Jakarta Tahun 2004 silam, sepulang dari mengisi sebuah acara di Surabaya, penyanyi Reza Artamevia mendadak hilang. Sejumlah spekulasi pun bermunculan mengiringi hilangnya sang diva. Mulai dari penculikan, hingga depresi akibat konflik rumahtangganya dengan sang suami, Adjie Massaid.
Menanggapi hilangnya Reza, keluarga dan manajemen sempat memutuskan untuk melapor ke polisi. Laporan tersebut belakangan batal setelah Reza kembali menampakkan diri dalam keadaan depresi di sebuah padepokan di kecamatan Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Dari situlah, orang-orang mulai mengenal sosok Gatot Brajamusti selaku pemilik padepokan tersebut.
Tak lama setelah itu, Reza memutuskan untuk meninggalkan hingar bingar dunia hiburan. Perceraiannya dengan Adjie Massaid pun semakin memantapkan niatnya untuk mempelajari agama di padepokan Gatot Brajamusti.
Advertisement
Lagu Terapi
Baca Juga
Di tengah masa belajarnya di tahun 2005, Reza Artamevia sempat kembali muncul ke panggung hiburan Tanah Air. Ia mendampingi guru spiritualnya, Gatot Brajamusti yang di saat itu baru saja mengeluarkan album perdana yang berjudul Kekasih.
Dalam momen itu, Gatot sempat menggambarkan kedekatannya dengan Reza. Ia bahkan memperdengarkan lagu "Terkadang" yang konon sengaja diciptakannya sebagai salah satu penguat Reza dalam menghadapi masa sulit. Tembang itu seperti terapi untuk hati Reza yang galau.
Advertisement
Momen Besar Coba Diciptakan
Dua tahun setelah itu, Reza akhirnya resmi kembali ke panggung hiburan Tanah Air. Sejumlah momen besar pun kembali dicipta oleh ibu dari Zahwa dan Aaliyah ini. Salah satunya adalah rilisnya album The Voicer di tahun 2009 dan tercantumnya ia sebagai "50 Penyanyi Terbesar Indonesia" versi sebuah majalah musik besar di Tanah Air.
Namun demikian, meski disibukkan dengan kegiatan bermusik, kedekatan artis dan guru spiritualnya ini sama sekali tak berubah. Segala kontroversi yang mulai melingkari gaya hidup Gatot seolah menjadi pelengkap kisah dari kedekatan keduanya.
Sabu atau Asfat?
Duabelas tahun kemudian, tepatnya pada 28 Agustus 2016 kemarin, sebuah kabar mengejutkan kembali menghiasi media nasional.
Delapan orang, termasuk Gatot Brajamusti, sang istri, dan Reza Artamevia diamankan pihak kepolisian lantaran diduga tengah melakukan pesta narkoba di Hotel Golden Tulip, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kejadian ini kontan mencoreng wajah keduanya. Terlebih setelah pihak kepolisian mengumumkan hasil tes urine Reza yang mengandung amphetamin, salah satu jenis zat yang terdapat pada sabu.
Diketahui, meski Reza mengaku tidak pernah tahu benda yang dikonsumsinya adalah sabu, Kepala BNN Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sriyanto, menyatakan akan tetap mendalami pengakuan Reza.
Menurut dia, ada kemungkinan Gatot Brajamusti dan kelompoknya mengubah nama sabu menjadi Asfat. Ini dilakukan untuk penyamaran, agar tidak terendus polisi.
"Dia (Reza) terkesan dikelabui dengan istilah mereka Asfat. Itu dibakar terus asapnya dihisap barang, sedangkan aslinya itu adalah sabu-sabu," tegas Sriyanto.
Advertisement