Laporkan Aa Gatot, Reza Artamevia Disebut Cari Aman

Liputan6.com, Jakarta Reza Artamevia melaporkan guru spiritualnya, Gatot Brajamusti, ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan melakukan penipuan.

Achmad Rifai selaku kuasa hukum Aa Gatot, merasa heran dengan laporan yang dilayangkan janda dua anak itu. Reza Artamevia juga dianggap cari aman dari kasus yang kini sedang dihadapi guru spiritualnya.

"Dia (Aa Gatot) sih tidak percaya gitu pas kita kasih tahu (dilaporkan Reza). Karena selama ini Aa Gatot tidak mau mengungkap mereka. Kagetnya kok mereka seperti ini, Reza (seperti) cari aman," ucap Achmad Rifai saat menggelar jumpa pers di kantornya di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu (9/10/2016).

Achmad Rifai menuding laporan yang dilayangkan rekan duet Masaki Ueda di lagu "Biar Menjadi Kenangan" kepada kliennya tak memiliki bukti dan dasar hukum yang jelas.

Ia pun mengancam balik Reza Artamevia menyoal laporan terhadap Aa Gatot. Jika dalam proses penyidikan tak ditemukan bukti sesuai laporannya, maka Reza Artamevia juga bisa dikenakan sanksi hukum.

"Apa yang ada dalam benaknya saya tidak tahu. Tapi saya tahu seseorang melaporkan tindak pidana padahal tidak ada perbuatan itu, dia bisa kena sanksi pidana," dia menjelaskan.

"Artinya jika seseorang melaporkan dan penyidik punya kewajiban mengumpulkan keterangan. Ketika mereka hanya asal ngomong dan memberikan saksi palsu, ada sanksi pidana yang jauh lebih berat," Achmad Rifai mengingatkan.

Seperti diketahui, melalui surat tanda bukti lapor dengan nomor LP/4872/X/2016/PMJ/Dit.Reskrimum, Aa Gatot dituduh melakukan penipuan dengan sangkaan Pasal 378 KUHP. Melalui keterangannya, Reza Artamevia ternyata ditipu Aa Gatot yang ternyata memberikannya sabu, bukan asfat.

"Ternyata, berdasarkan adanya kejadian kemarin, saya baru tahu, setelah ada pemeriksaan darah dan rambut, bahwa ternyata (zat adiktif) itu telah terpapar di tubuh saya cukup lama. Berarti, yang selama ini saya ketahui itu asfat, ternyata bukan," Reza Artamevia menerangkan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/10/2016).