Liputan6.com, Jakarta Sudah enam judul film yang dibintangi oleh Boris Bokir. Terbaru, I Leave My Heart in Lebanon yang bagi Boris sangat menguras emosi dan energinya. Betapa tidak, di film yang disutradarai Benni Setiawan itu, Boris Bokir harus berperan sebagai tentara.Â
"Persiapan film ini alamak capek sekali," ungkap Boris Bokir usai nobar film ini bersama Panglima TNI dan KSAD, di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).Â
Â
Advertisement
Â
Baca Juga
Sebelum syuting di kawasan Jawa Barat dan juga Lebanon, Boris Bokir harus menjalani pelatihan alias boot camp. Bersama pemain lainnya, Rio Dewanto dan Yama Carlos, komika jebolan ajang kompetisi di televisi ini, menjalani pelatihan fisik layaknya tentara sungguhan.Â
"Aku harus tinggal di barak. Latihan fisik, ditatar bagaimana tentara bersikap. Latihan cuma 4 hari, tapi buatku seperti 4 bulan hahaha," tambah Boris Bokir sambil tergelak.Â
Alhasil, selama syuting dan bahkan ketika film sudah siap tayang, Boris Bokir malahan terbawa gaya tentara dalam keseharian. Gestur tegap dan ucapan spontan 'siap', yang biasa dilakukan tentara malahan menjadi ciri khas Boris Bokir kini. "Ya dulu pengen jadi tentara, nggak kesampaian. Sekarang bisa, tapi hanya lewat film," kata pria yang bernama lengkap Boris Thompson Manullang.Â
Dalam film yang mulai diputar di bioskop, Kamis (15/12/2016) Boris berperan sebagai anggota pasukan Garuda yang bertugas di daerah konflik Lebanon. Menjadi tentara perdamaian PBB, Boris Bokir diberi peran sebagai Sersan Mayor Gulamo. "Jangan tanya ya apa arti nama ini dalam bahasa Batak hahaha," katanya.Â
Tapi, soal pangkat, produser TB Silalahi membocorkan rahasia di balik layar.
"Nah ini namanya behind  the scene. Jadi waktu disodori naskah mau peran dengan pangkat apa, si Boris ini langsung memilih sersan mayor. Dia nggak tahu pangkat tinggi rendah itu mana. Yang lain kan Rio Dewanto jadi Kapten Satria dan Yama Carlos jadi Lettu Arga. Boris bangga dia pikir ini pangkat keren," papar TB Silalagi menggoda Boris Bokir.Â