Liputan6.com, Jakarta Gerhana Bulan Merah tayang perdana mulai Senin (19/12/2016) kemarin. Sinetron ini mengisi slot pukul 17.45 WIB di SCTV, yang sebelumnya sempat kosong selama seminggu terakhir setelah Naila usai.
Melihat tayangan episode pertamanya, Gerhana Bulan Merah langsung mengajak pecinta sinetron bernostalgia. Sinetron ini mengingatkan dengan sinetron lawas berjudul Gerhana yang pernah tayang di sebuah stasiun tv pada tahun 1999 silam.
Advertisement
Memang seperti apa kisahnya dan benarkah persis sama dengan sinetron tersebut?
Advertisement
Premis ceritanya, baik Gerhana dan Gerhana Bulan Merah sama-sama berkisah tentang seorang anak yang memiliki kekuatan karena lahir bertepatan dengan fenomena astronomi. Gerhana lahir saat bumi mengalami peristiwa gerhana matahari total. Sesuai judulnya, Gerhana di Gerhana Bulan Merah lahir bertepatan dengan gerhana bulan merah yang sangat langka terjadi.
Bedanya, Gerhana (dulu dibintangi aktor blasteran Pierre Roland yang lalu dikenal juga lewat Mimpi Manis), mengambil setting lokasi dunia perkuliahan. Sedang di Gerhana Bulan Merah, sosok Gerhana diceritakan sebagai siswa SMA yang baru memasuki usia 17 tahun. Uniknya jika dihitung, jarak tayangnya sinetron ini dengan pendahulunya tepat 17 tahun.
Gerhana Bulan Merah boleh dibilang sebagai versi masa kini dari Gerhana, atau kita bisa menyebutnya dengan istilah reborn. Dengan kata lain, sinetron ini berusaha hendak melahirkan kembali geliat Gerhana kepada penonton belia. Jadi tak hanya membuat pecinta sinetron lama mengenang kembali masa-masa suksesnya saja saat tayang sebelum milenia dulu.
Baca Juga
Apakah yang Membuatnya Berbeda dengan Versi Lama?
Gerhana disini dimainkan oleh Yusuf Mahardika yang namanya melekat sebagai Madun di sinetron Tendangan si Madun yang beranak pinak hingga 5 season lalu. Yusuf kali ini tampil beda. Ia tak lagi jadi si bocah penggila bola nan sholeh, melainkan harus memerankan remaja cupu. Gerhana versi dulu berbeda. Gerhana dulu justru adalah mahasiswa populer di kampusnya.
Di sekolah, Gerhana menyukai Wulan. Dulu, tokoh ini bernama Bulan dan diperankan Dina Lorenza. Pendatang baru Ersya Aurelia yang kini didapuk sebagai Wulan. Seperti Bulan, Wulan juga dikisahkan sudah punya pacar bernama Bonar (diperankan Baron Wilschut) yang hobi membully Gerhana.
Di versi lamanya, peran ini lekat dengan nama Poltak alias si Raja Minyak dari Medan. Pengacara kondang yang kini jadi anggota dewan, Ruhut Sitompul, dulu sangat sukses mengeksekusi peran ini, bahkan sampai melegenda hingga kini.
Sementara itu sebagai antagonisnya, muncul tokoh Purba yang diceritakan mengincar batu sakti yang ada di tubuh Gerhana dan menjadi sumber kekuatannya. Peran ini tak beda jauh dengan Surya di Gerhana. Aktor watak Bucek Depp menggantikan peran Adipura di Gerhana Bulan Matahari. Keduanya pun sama-sama berakting bagus.
Menyimak susunan pemain dan karakter yang dibawakan di tayangan episode pertama dan keduanya Selasa (20/12/2016) ini, mungkin terlihat tak jauh berbeda dengan versi lamanya. Meski begitu, episode perdana Gerhana Bulan Merah ternyata cukup diapresiasi pecinta sinetron.
Terbukti, produksi terbaru Amanah Surga Productions ini sukses menembus peringkat 11 data rating harian AC Nielsen dengan TVR/share sebesar 2,7/12,6%. Sebagai permulaan, raihan ini cukup baik. Ini juga memperbaiki rating yang diraih sinetron Naila yang tayang sebelumnya. Naila hanya mampu meraup TVR dan share dikisaran 2/10% di setiap episodenya.
Lantas, apakah nantinya cerita yang disuguhkan akan tetap mengikuti kisah lama atau bakal menghadirkan kelokan cerita? Daripada penasaran, saksikan terus penayangan Gerhana Bulan Merah setiap hari pada pukul 17.45 WIB, hanya di SCTV 'Selalu Teristimewa'.
Advertisement