Bila Musisi Jalanan Tak Berharap Derma

Musisi jalanan di Tokyo tidak tertarik dengan uang pemberian dari Anda. Namun, mereka mengumpulkan penggemar yang dapat membuat jalanan menjadi macet.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Jul 2010, 20:44 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2010, 20:44 WIB
scmusik1280383828.jpg
Liputan6.com, Tokyo: Musisi jalanan biasanya bernyanyi untuk "menjual" suara mereka dan berharap mendapatkan uang dari Anda. Berbeda halnya dengan musisi jalanan di Tokyo, mereka bernyanyi bukan untuk mengumpulkan uang. Namun, mereka berharap ingin lebih dikenal dan mengumpulkan banyak penggemar. Mereka pun bahkan menjual keping cakram padat atau CD rekaman mereka.

Para musisi jalanan ini berlomba-lomba untuk membuat macet jalanan, tempat di mana mereka melakukan aksinya. Ketika mereka beraksi alunan musik pun keluar dari stereo set mobil dan truk yang memang telah mereka siapkan.

Sebelum manggung di jalanan, mereka sudah menyiapkan spanduk ataupun brosur agar penampilan mereka lebih meriah. Ada beberapa musisi jalanan yang beraksi hanya untuk menjajal kemampuan mereka.

Keisuke Araki, penyanyi sekaligus pengarang lagu, mengungkapkan dirinya manggung sekitar empat sampai lima kali di jalanan. Sesungguhnya manggung di jalanan tanpa ada pemberitahuan bisa merupakan pelanggaran hukum dan kegiatan itu akan dihentikan oleh pihak yang berwajib.(ANS/CNNGo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya