Liputan6.com, Los Angeles - Di sepanjang waralaba film Star Wars, selalu terdapat istilah "Force" yang digambarkan sebagai kekuatan super kaum Jedi. Sampai-sampai, para penggemar berat membuat satu gerakan bernama Jedism sejak 2001 lalu.
Saking digandrunginya Star Wars oleh masyarakat Amerika Serikat, para penggemarnya kerap mengenakan kostum para karakter film ini. Ada juga yang mengoleksi hal-hal bertema Star Wars mulai dari baju, mainan, hingga benda-benda yang menyerupai properti film tersebut.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Hal itulah yang membuat sutradara Star Wars: The Force Awakens, J.J. Abrams, menganggap Star Wars bukan sekedar waralaba film biasa. Ia menilai bahwa fans sudah hampir menyetarakan Star Wars dengan agama, seperti disampaikan Ace Showbiz, Rabu (3/5/2017).
J.J. Abrams menyampaikan hal tersebut dalam sebuah perbincangan terbaru di konferensi Milen Global. "Star Wars bukanlah sebuah film, ini adalah sebuah 'agama'. Tapi orang-orang yang 'menganutnya', mereka tidak selalu menyadari bahwa keduanya sebenarnya sepadan," ujar Abrams.
Namun, Abrams tidak menjelaskan secara terperinci maksud dari pernyataannya itu. Sementara itu, dalam film-film Star Wars digambarkan bahwa kaum Jedi mempelajari kekuatannya di dalam kuil. Beberapa hal terkait "Force" yang diterapkan kaum Jedi dalam film-film ini juga mirip dengan hal-hal berbau religi.
Lucasfilm dan Disney selanjutnya akan merilis Star Wars: The Last Jedi yang siap tiba pada 15 Desember 2017. Carrie Fisher kembali memerankan Leia sebelum ia meninggal dunia pada Desember 2016 lalu. Mark Hamill juga tampil penuh sebagai Luke Skywalker setelah tampil singkat pada film Star Wars sebelumnya.