Liputan6.com, Jakarta - Nama Kurt Cobain belakangan ini santer terdengar kembali. Mendiang vokalis Nirvana itu banyak diperbincangkan berkenaan dengan kematian salah satu personel grup K-Pop SHINee, Kim Jonghyun.
Pasalnya, belum lama ini tersiar kabar bahwa lima bulan sebelum bunuh diri, Jonghyun pernah mengenakan blazer yang di bagian bawahnya menampilkan surat Kurt Cobain sebelum sang vokalis mengakhiri nyawa di tangannya sendiri.
Â
Advertisement
Baca Juga
Kontan, banyak yang mengaitkan bahwa keputusan Jonghyun untuk bunuh diri dengan mengirup gas karbon monoksida, terinspirasi dari surat Kurt Cobain tersebut. Ditambah lagi, usia Jonghyun saat bunuh diri sama dengan usia vokalis Nirvana tersebut ketika hendak bunuh diri.
Seolah meniru Kurt Cobain, Jonghyun juga menuliskan pesan kepada kakaknya bahwa ia selama ini mengaku depresi. Belakangan ini, surat sang idola K-Pop itu telah dibeberkan. Namun, masih belum banyak yang mengetahui seperti apa isi surat dari Kurt Cobain terutama generasi millenial.
Perasaan Bersalah
Situs kurtcobainssuicidenote.com mencantumkan isi surat Kurt Cobain secara lengkap sebelum ia bunuh diri menggunakan senapan gentel (shotgun).
Di dalamnya, Kurt Cobain menyampaikan unek-uneknya selama ia berkarier sampai kepada kehidupannya. Surat terakhir ini juga mengungkapkan perasaan bersalah Kurt Cobain terhadap hal-hal yang selama ini ada di dalam pikirannya.
Di awal surat, terdapat kata-kata "To Boddah", yang merupakan nama teman imajinasi Cobain semasa kecil. Kemudian, Cobain juga mengutip lirik lagu Neil Young yang berjudul "My My, Hey Hey (Out of the Blue)": "It’s better to burn out than to fade away." Selain itu, punggawa band Queen, Freddy Mercury, juga disebut-sebut sebagai pembanding dirinya dalam hal mencintai dan menghargai para penggemar.
Berikut isi suratnya yang sudah diterjemahkan secara bebas.
Advertisement
Isi Surat Kurt Cobain
Kepada Boddah
(Aku) berbicara dari lidah orang dengan pengalaman sederhana yang jelas lebih suka menjadi pengeluh kekanak-kanakan dan merasa lemah. Catatan ini seharusnya cukup mudah dimengerti.
Semua peringatan dari jalur punk rock 101 selama bertahun-tahun, sejak perkenalan pertamaku kepada, katakan saja, etika yang terlibat dengan kebebasan dan kemegahan komunitasmu terbukti sangat benar. Selama beberapa tahun ini aku sudah tak bisa merasakan lagi kegembiraan dalam mendengar, meresapi, dan juga menciptakan musik. Aku merasa bersalah akan hal ini.
Contohnya ketika kami ada di belakang panggung, dan lampu-lampu panggung menyala serta orang-orang berdesakan menunggu kami sambil berteriak histeris. Itu tidak mempengaruhiku seperti halnya mempengaruhi Freddie Mercury, yang dengan catatan sangat mencintai dan menikmati kekaguman penonton di bawah panggung. Semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat aku kagumi sekaligus membuatku iri. Sebenarnya aku tidak bisa membohongimu, kalian semua, atau aku sendiri, ini jelas tidak adil bagi kalian dan juga bagiku.
Kejahatan terburuk yang pernah aku perbuat adalah berpura-pura pada semua orang bahwa aku orang yang sangat bahagia 100%. Kadang aku perlu mendapatkan dorongan persis sebelum aku naik ke atas panggung. Aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargainya. Dan aku benar-benar menghargai hal itu (dan Tuhan, aku meyakini-Nya, percayalah aku meyakini-Nya, tapi itu tidak cukup).
Aku menghargai kenyataan banwa aku dan kami (Nirvana) telah memengaruhi dan menghibur begitu banyak orang. Aku pasti salah satu orang narsistik yang hanya menghargai sekitar ketika mereka pergi. Aku terlalu sensitif. Aku perlu sedikit mati rasa untuk menghadirkan kembali antusiasme semasa kecil.
Dalam tiga tur terakhir kami, aku telah banyak mengapresiasi orang-orang yang aku kenal secara dekat dan para penggemar musik kami, tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa frustrasi, perasaan bersalah, dan empatiku kepada semua orang. Ada kebaikan di antara kita semua dan aku pikir aku benar-benar sangat mencintai umat manusia, terlalu banyak sampai itu membuatku sedih. Orang menyedihkan hina, sensitif, tidak menghargai, (berzodiak) Pisces yang percaya Yesus. Kenapa kau tidak menikmatinya saja? Aku tidak tahu!
Aku memiliki seorang seorang istri bak dewi yang bekerja keras dengan ambisi dan empati dan seorang putri yang mengingatkanku harus bagaimana, penuh cinta dan kegembiraan, mencium setiap orang yang ditemuinya karena semua orang baik dan tidak akan menyakitinya. Dan itu membuatku takut sampai pada titik di mana aku hampir tidak bisa berfungsi. Aku tidak tahan membayangkan Frances menjadi mendiang rocker yang menyedihkan, merusak diri sendiri, seperti yang telah aku alami.
Aku memiliki kehidupan saya sangat-sangat baik, dan aku bersyukur, tetapi sejak berumur tujuh tahun, aku mulai membenci umat manusia secara keseluruhan. Hanya karena begitu mudahnya orang-orang berteman dan merasakan empati. Dan aku rasa, saat ini aku memiliki empati. Hanya karena aku sangat menyayangi dan menyesal kepada semua orang yang terlalu banyak aku terka-terka.
Terima kasih dari dasar perut mualku yang terbakar, atas surat-surat dan perhatiannya selama bertahun-tahun belakangan ini. Aku terlalu menjadi bayi yang tak menentu, berubah-ubah sikapnya! Aku tidak memiliki semangat lagi, jadi ingatlah, lebih baik habis terbakar daripada memudar.
Damai, cinta, empati,Kurt Cobain
Frances dan Courtney, aku akan selalu di sisimu. Tetaplah berjalan Courtney, demi Frances. Bagi hidupnya, yang akan menjadi sangat bahagia tanpaku. AKU CINTA KAMU, AKU CINTA KAMU!
Kronologi Kematian
Drama kematian Kurt Cobain berawal di tahun 1994, ketika Nirvana berada di Munich, Jerman. Cobain didiagnosis menderita bronkitis dan laryngitis yang parah. Ia diterbangkan ke Roma untuk menjalani perawatan, dan beberapa hari kemudian istrinya, Courtney Love, mengetahui bahwa Cobain mengalami overdosis karena mengonsumsi sampanye dengan Rohypnol. Cobain langsung dilarikan ke rumah sakit dan berhari-hari tidak sadarkan diri.
Kemudian pada 18 Maret, Love menelepon polisi dan memberitahu bahwa suaminya mengurung diri di kamar dengan sebuah pistol bersamanya. Polisi berhasil menyita pistol dan beberapa botol berisi pil. Namun Cobain saat itu menyatakan bahwa ia tidak berusaha untuk melakukan tindakan bunuh diri, tetapi hanya sekadar bersembunyi dari istrinya.
Beberapa hari kemudian, Cobain setuju untuk melakukan detoksifikasi berkat bujukan istri dan orang-orang yang dekat dengannya. Tanggal 30 Maret, Cobain berada di Exodus Recovert Center di Los Angeles, California. Di hari selanjutnya, Cobain melarikan diri dengan memanjat pagar setinggi enam kaki kemudian menaiki taksi dan menuju Los Angeles Airport dan kembali ke rumahnya di Seattle. Di rentang tanggal 2 sampai 3 April, Cobain terlihat di beberapa tempat di sekitar Seattle, namun kerabatnya tidak mengetahui ke mana Cobain menghilang.
Selanjutnya pada 8 April 1994, seorang tukang listrik menemukan tubuh Cobain di rumahnya di Lake Washington ketika ia datang untuk melakukan pemasangan sistem keamanan. Tukang listrik itu mengira Cobain sedang tidur sampai ia melihat sebuah senapan yang mengarah ke dagunya. Sebuah surat menjelang kematian juga berada bersamanya.
Advertisement