Film Lokal Pakai Judul Bahasa Inggris, Guruh Soekarnoputra Sedih

Menurut Guruh Soekarnoputra, penggunaan bahasa asing tak menunjukkan identitas Indonesia.

oleh Istihanah Soejoethi diperbarui 14 Jan 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2018, 20:00 WIB
Guruh Soekarnoputra
Menurut Guruh Soekarnoputra, penggunaan bahasa asing tak menunjukkan identitas Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Guruh Soekarnoputra mengaku prihatin dengan dengan dunia film Indonesia. Pasalnya, banyak judul dari film karya sineas Tanah Air menggunakan bahasa Inggris untuk judulnya.

Menurut Guruh Soekarnoputra, penggunaan bahasa asing dalam sebuah karya anak bangsa justru tak menunjukan bahwa Indonesia memiliki ragam budaya.

"Saya malah prihatin judul-judul film, judul-judul lagu pakai bahasa Inggris, buat apa? Malah saya merasa bangsa ini bangsa yang rendah padahal kita adalah bangsa yang berkebudayaan tinggi," ujarĀ Guruh Soekarnoputra di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2018).

Ā 

Kecewa

[Bintang] Guruh Soekarnoputra
Menurut Guruh Soekarnoputra, penggunaan bahasa asing tak menunjukkan identitas Indonesia. (Deki Prayoga/bintang.com)

Tak sampai di situ, Guruh Soekarnoputra juga merasa bahwa banyak karya anak bangsa yang berjaya di luar negeri, tetapi tak menunjukkan sisi ke-Indonesiaan.

"Ya memang (banyak yang berjaya) tapi kecil sekali dan enggak terlalu. Misalnya desainer yang dipakai Lady Gaga, itu kan desainer Indonesia Tex Saverio tapi karya ciptanya itu ala Barat," kata Guruh.

"Kenapa sih enggak Lady Gaga dibalut sama kain tenun Indonesia? Kayak batik Indonesia digimanain gitu. Jadi, mau bangga tapi enggak jadi gitu lho. Malah jadi kecewa," lanjutnya.

Ā 

Wacana Pemerintah

Ultah Guruh Soekarno Putra (Instagram/ @okkyasokawati)
Menurut Guruh Soekarnoputra, penggunaan bahasa asing tak menunjukkan identitas Indonesia. (Instagram/ @okkyasokawati)

Selain itu, Guruh Soekarnoputra juga mengungkap dukungan pemerintah juga masih kurang terhadap industri kreatif. Menurutnya, selama ini pemerintah hanya membuat wacana tanpa ada bukti.

"Kebanyakan tuh hanya wacana dan retorika saja. Cuma buat ngomong saja, tapi di masyarakatnya sendiri buktinya? Kamu apa bisa bikin konde sendiri? Pakai kain juga sekarang pasti minta dipakaiin, pakai konde mestin ke salon," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya