Liputan6.com, Jakarta Brandon Salim kembali dengan film terbarunya berjudul Mata Dewa. Dalam film garapan Andi Bachtiar Yusuf ini, Brandon Salim memerankan tokoh Bumi, seorang anak SMA yang menjadi komando sorak untuk sekolahnya.
Untuk menjadi komando sorak sekolah Brandon Salim mengakui mempersiapkan dirinya dan juga yang paling utama suaranya. Karena ia harus berteriak-teriak dalam stadium besar seperti DBL Arena.
"Serak itu pasti. Gua harus teriak chant nya berkali-kali kan," ujarnya saat datang ke kantor Liputan6.com di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ratusan Pemain Tambahan
Brandon Salim juga menceritakan yang membuatnya dirinya cape ketika syuting itu sendiri saat ia harus bekerja sama dengan pemain extra yang sampai ratusan atau bisa juga ribuan orang.
Brandon juga menceritakan ketika pengambilan adegan saat ia memimpin komando untuk sorak-sorak di pertandingan. Diakui dirinya sendiri, Brandon Salim tidak hanya menjadi komando pendukung tapi juga jadi kordinator pemain tambahan.
Advertisement
Ulang Adegan
"Terus kadang pas lagi pengambilan adegan gua, gua udah semangat teriakin tiba-tiba ada satu orang yang kayak lemes, itu harus diulang lagi. Jadi ga cuma komando pendukung pas on kamera tapi gue juga pas off kamera harus semangatin pemain tambahan," ujarnya.
Serak
Tapi semua itu dilalui Brandon Salim dan dijadikan dirinya menjadi pengalaman yang menyenangkan untuknya. Brandon juga sempat mengalami serak pada suaranya saat adegan penting tersebut.
"Jadi pas selesai langsung serek, tapi untung sereknya itu pas adegan terakhir jadi aman," ujarnya.
Advertisement
Mata Dewa
Film olahraga sudah banyak diproduksi di Indonesia, tapi Mata Dewa menjadi film bertema basket pertama di industri perfilman Tanah Air. Film Mata Dewa ini bercerita tentang perjuangan Dewa (Kenny Austin) yang mengikuti kompetisi Developmental Basketball League (DBL). Kompetisi basket tingkat SMA ini sudah berjalan selama 10 tahun di 25 kota se-Indonesia.
Dalam menggapai mimpinya, perjuangan Dewa makin berat setelah ia mengalami insiden yang mengganggu indera penglihatannya. Rasa putus asa dan dorongan semangat dari orang terdekatnya pun tidak lepas dari konflik cerita dalam film Mata Dewa ini.