Liputan6.com, Jakarta Film Lola Amaria berjudul Lima akhirnya segera tayang. Film yang bercerita soal kehidupan Pancasila ini bakal tayang di bioskop 1 Juni mendatang.Â
Lola Amaria mengaku, dalam penggarapan filmnya, dia sempat mengalami beberapa kesulitan. Apalagi, penerapan Pancasila ke dalam bentuk cerita dirasa oleh dirinya sangat kompleks.
"Tidak mudah memaknai Pancasila ke bentuk visual. Cukup kompleks untuk dikupas jika tidak dilihat secara menyeluruh. Maka saya riset dan konsultasi dulu pada ahlinya seperti Pak Yudi Latif dan beberapa tokoh NU," ujar Lola Amaria saat ditemui di Djakarta Theater, Thamrin, Kamis (24/5/2018).
Advertisement
Â
Baca Juga
Banyak Sutradara
Film Lola Amaria ini dibuat dengan melibatkan empat sutradara. Cerita dalam film tersebut berkisah antara lain (Ketuhanan Yang Maha Esa) digarap oleh sutradara Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti kebagian sila kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab). Adapun Lola Amaria sendiri menggarap sila ketiga (Persatuan Indonesia), Harvan Agustriansyah bertugas menggarap sila keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan) dan sila kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) disutradarai oleh Adriyanto Dewo.Â
"Semua sutradara itu saya sendiri yang pilih. Semua dari mereka itu sudah pernah kerja sama dengan saya. Jadi saya enggak beli kucing dalam karung,"Â kata Lola Amaria.
Â
Â
Â
Advertisement
Banyak Pemain
Digarap oleh lima sutradara yang berbeda bukan berarti cerita dalam film ini tidak menyatu. Garapan lima sutradara ini kemudian disatukan oleh editor yang Lola sebut sebagai sutradara keenam. Konsep ini pun akhirnya tidak membingungkan ataupun menyulitkan pemain.
Hal tersebut diakui oleh Prisia Nasution yang dipercaya sebagai salah satu dari lima pemeran utama film Lima. "Enggak sih (bingung) karena film ini skenarionya memang utuh gitu. Tapi ada part-part yang memisahkan mana sila pertama dan mana sila yang lain," ujar Prisia.Â
Film Lima sendiri dibintangi oleh Prisia Nasution, Tri Yudiman, Baskara Mahendra, Yoga Pratama, Dewi Pakis, Aji santosa, Eliza, Alvin Adam, Raymond Lukman, Gerdi Zulfitranto, Willem Bevers, Rangga Djoned, Aufa Assagaf, Ade Firman Hakim, Sapto Soetardjo, Ella Hamid, Kiki Narendra, Ravil Prasetya, Warman Nasution, dll.
Â
Label Dewasa
Setelah diketahui penayangannya, film ini sayangnya mendapatkan rating dewasa alias hanya bisa ditonton 17 tahun ke atas oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Hal ini pun membuat Lola Amaria sedih. Dirinya berharap film ini bisa ditonton oleh anak-anak mengingat ceritanya yang mengangkat tentang nilai Pancasila.
"Iya (sedih). Saya awalnya berkeinginan untuk membawa film ini ke anak-anak SD atau SMP dan SMA tapi terganjal dari LSF," tutur Lola. "Waktu kita kasih tonton ke anak-anak muda sih reaksi teman-teman semua luar biasa. Kebanyakan orangtua malah pengen anaknya nonton dan mengerti secara mendalam nilai-nilai dari Pancasila."
Advertisement