Liputan6.com, Bogor - Mantan rocker yang kini menjadi ulama, Harry Moekti, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (24/6/2018). Ia meninggal di Cimahi, Jawa Barat, pukul 20.49 WIB di usia 61 tahun.
Usai dimandikan, dikafani, dan disalatkan di Cimahi, jenazah Harry Moekti kemudian dibawa ke rumah keluarga istri, di kawasan Cikreteg, Ciawi, Bogor, (25/6/2018) pukul 03.00 pagi.
Advertisement
Baca Juga
Setibanya di Ciawi, jenazah Harry Moekti disalatkan kembali dan kemudian dikebumikan di pemakaman keluarga, tak jauh dari rumah. Prosesi pemakaman berlangsung pukul 08.30 WIB di bawah langit yang sendu.
Puluhan orang pun beramai-ramai menyaksikan prosesi pemakaman pria yang akrab disapa Abah ini.
Dikelilingi Orang Sekampung
"Diiringi orang sekampung, keluarga besar, keponakan dari Cimahi, anak paling besar, anak kedua, masyarakat, ustaz," ujar adik Harry Moekti, Pupung Apun, usai pemakaman.
Advertisement
Amanah
Jauh sebelum berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa, Harry Moekti sempat memberi amanah pada pihak keluarga. Salah satunya mengganti bendera kuning dengan bendera Ar Rayah saat ia wafat.
"Beliau pesan, (kalau meninggal) jangan ditutupi dengan batik dan jangan ada bendera kuning. Tutupi dengan al liwa-ar rayah dan tidak mau pakai bunga, karena menurutnya bunga lambang kebahagiaan. Batu nisan juga enggak mau. Sudah lama pesannya," katanya.