Gara-Gara Crazy Rich Asians, Warganet Bingung Pilih Cinta atau Pendapat Keluarga?

Film Crazy Rich Asians banyak disaksikan generasi muda.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2018, 17:30 WIB
Crazy Rich Asians Move, image: etonline.com
Crazy Rich Asians Move, image: etonline.com

Liputan6.com, Jakarta - Film Crazy Rich Asians belakangan banyak disaksikan generasi muda dan begitu populer. Intrik yang diangkat dalam film ini salah satunya adalah tentang kebebasan memilih tambatan hati dan konflik yang timbul akibat pandangan yang berbeda dari keluarga. 

Cerita Crazy Rich Asians memang diawali oleh Rachel, seorang gadis yang mandiri, menemani kekasihnya Nick ke pernikahan sahabatnya di Singapura. Namun, ia merasa diremehkan oleh keluarga Nick yang kaya raya, hanya karena latar belakangnya yang sederhana. Nick ragu-ragu ketika menghadapi dilema ini. Tetapi Rachel dan Nick saling menghormati dan memahami satu sama lain karena mereka tidak hanya saling melihat satu sama lain sebagai pasangan, tetapi lebih kepada sebagai belahan jiwa. Akhirnya, Eleanor, orang tua Nick menghormati keputusan keduanya dan merestui hubungan mereka.

Di beberapa negara Asia, cerita seperti Crazy Rich Asians,  pernikahan kerap kali diatur oleh orang tua. Sama seperti di film ini, Nick sangat menghormati ibunya Eleanor ketika ia mengajak Rachel untuk bertemu dengan keluarganya. Tetapi di sisi lain, tentu saja banyak anak muda memiliki pendapat yang berbeda dengan keluarganya dan kemudian memilih pasangan hidup mereka sendiri.

 

Mencari Pasangan

Crazy Rich Asians
Ilustrasi Crazy Rich Asians

Berbicara tentang tren mencari pasangan, dalam 5 tahun terakhir secara global telah terjadi peningkatan aktivitas komunitas yang cukup pesat dalam hal penggunaan situs atau aplikasi khusus untuk pencarian pasangan. Sejak 2013, pertumbuhan pengguna terus meningkat dan terutama didominasi oleh kelompok usia 18-30 tahun. 

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Saat ini, kaum muda di Indonesia menemukan belahan jiwa tidak hanya dari perkenalan oleh orang tua dan teman-teman mereka, tetapi juga melalui aplikasi pencari pasangan. Tentu saja, kita tidak dapat memungkiri bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki budaya yang kuat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi lebih selektif dalam memilih dan menggunakan aplikasi pencari pasangan.

Beberapa pertimbangan seperti faktor ekonomi, tradisi dan sosial adalah beberapa hal penting dalam memilih pasangan.

Pada Minggu kedua Agustus 2018 , Tantan menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan  jumlah kecocokan antar pengguna sebanyak 56% . Jumlah ini terus meningkat secara signifikan dan sejalan dengan itu terjadi juga peningkatan  jumlah pengunduh dan pengguna baru di Indonesia.

“Kami mencatat telah terjadi peningkatan jumlah kecocokan antar pengguna sebanyak 56% pada minggu kedua bulan Agustus 2018.  Peningkatan ini juga seiring dengan meningkatnya jumlah pengunduh dan pengguna baru aplikasi Tantan.  Hal ini bisa terjadi karena Tantan menawarkan banyak sistem penyaringan dan kami sangat fokus pada masalah keamanan seperti bagaimana  kami selalu berusaha mengidentifikasi akun palsu demi kenyamanan para pengguna.  Ini adalah hal yang baik dan kami berharap tantan aplikasi bisa menjadi salah satu jembatan untuk  memperluas persahabatan atau untuk membantu para pengguna untuk bisa menemukan belahan jiwanya,” ujar Jack Wu , Direktur Marketing Tantan untuk wilayah Asia.

Ingin menemukan Rachel atau Nick versimu sendiri? Di Tantan, Anda memiliki kemungkinan untuk menemukan belahan jiwa, yang tidak hanya memperlakukan Anda sebagai pasangan, tetapi seseorang yang memiliki minat yang sama; yang akan menerima Anda apa adanya, bukan hanya sekedar materi; yang tidak pernah menyerah dan tidak peduli seberapa sulit situasinya. Sama seperti Nick yang terus memperjuangkan cintanya kepada Rachel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya