Liputan6.com, Jakarta Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka. Pada Jumat (4/1/2019) aktor senior Torro Margens meninggal dunia di sebuat rumah sakit. Torro Margens mengembuskan napas terakhirnya di usia 68 tahun. Saat ini jenazah Torro Margens tengah disemayamkan di rumah duka di kawasan Sukabumi, Jawa Barat.
Aktor kelahiran Paduraksa, 5 Juli 1950 ini sukses membintangi puluhan judul film dan sinetron sepanjang kariernya berakting.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Film terakhir yang dibintang Torro Margens adalah Love For Sale. Dalam film tersebut, Torro Margens berperan sebagai bapak Arini.
Sebagai aktor watak, Torro Margens hampir tak pernah gagal tiap kali memerankan tokoh antagonis. Tatapan mata yang tajam, menjadi senjata utama Torro Margens dalam membuat kesan galak pada dirinya. Torro Margens menjadi salah satu ikonis karakter antagonis terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Profil pribadi Torro Margens
Torro Margens lahir di Pemalang, Jawa Tengah, 5 Juli 1950 dengan nama Sutoro Margono. Ia merupakan seorang aktor dan sutradara yang aktif di kancah hiburan Tanah Air sejak tahun 1970-an.
Nama Torro Margens dikenal luas masyarakat, karena perannya yang acapkali berperan sebagai peran antagonis. Suara berat dan serak adalah ciri khasnya.
Torro Margens memutuskan hijrah ke Jakarta dari kampung halamannya di Paduraksa, Pemalang, Jawa Tengah sejak tahun 1970-an. Tekadnya cuma satu, ia ingin menjadi seorang aktor.
Advertisement
Kehidupan awal Torro Margens sebagai aktor
Torro Margens pun harus jatuh bangun dalam menggapai mimpinya menjadi seorang aktor. Sebelum berjaya menjadi aktor terkenal, Torro Margens pernah menjadi tukang cat trotoar demi menyambung hidup di Jakarta
Di awal karier sebagai seorang aktor, Torro Margens juga pernah berpindah profesi menjadi pegawai kantoran. Kala itu ia ditawari menjadi seorang penerjemah. Namun tak lama kemudian dia memutuskan resign dan memilih untuk bekerja di bidang seni peran. Menurut Torro Margens seni peran sudah melekat dalam dirinya.
Ia memulai profesi sebagai aktor dengan membintangi film bertajuk Nereka Perempuan yang rilis pada tahun 1974. Dalam film itu, Torro Margens memerankan tokoh Rizal.
Di sepanjang tahun 1970an, Torro Margens ikut andil dalam 12 film. Namun, sebagian besar dalam film tersebut Torro baru menjadi seorang figuran.
Berkat kerja keras dan komitmennya di dunia seni peran, sejak tahun 1974 eksistensinya di dunia perfilman dan sinetron tetap stabil hingga kini. Bahkan saat era film layar lebar sempat mati suri, Torro juga tetap aktif berakting di sinetron.
Selain bergelut di dunia entertainment, Torro Margens juga sempat mencoba masuk ke panggung politik dengan menjadi dalam Pilkada Pemalang. Torro Margens maju bersama Calon Bupati Iman Santosa melalui jalur independen.
Â
Karya Toro Margens
Torro Margens memang jarang menjadi pemain utama. Tapi perannya rata-rata selalu jadi tokoh antagonis. Dengan suara serak dan berat, Torro Margens bahkan bisa kelihatan marah meskipun tak berteriak.
Sebagai pemain watak, Torro sebenarnya siap dengan segala macam peran. Namun, nampaknya karakter antgonis sudah melekat didirinya. Meskipun sama-sama antagonis, Torro Margens berusaha berbeda.
"Karakternya antagonis tapi beda-beda. Saya sebenarnya siap peran apa saja," ujar Torro sebagaimana dikutip Liputan6.com dari Bintang.com.
Menariknya lagi, ia bisa bermain dalam berbagai genre film. Mulai drama, thriller hingga horor pernah ia bintangi. Berikut ini film-film yang pernah ia bintangi.
Love for Sale (2018)
Night Bus (2017)
Ruqyah: The Exorcism (2017)
Get Up Stand Up (2016)
Simfoni Satu Tanda (2016)
DPO (Detachement Police Operation) (2016)
Catatan Dodol Calon Dokter (2016)
Mencari Hilal (2015)
Demona (2015)
Hantu Diskotik Kota (2015)
Drakula Cinta (2014)
4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu (2014)
Kalung Jelangkung (2011)
Tendangan dari Langit (2011)
Perempuan-perempuan Liar (2011)
Bebek Belur (2010)
Pengantin Pantai Biru (2010)
The Wall (2007)
Rantai Bumi (2006)
9 Naga (2006)
Janus: Prajurit Terakhir (2003)
Kuldesak (1997)
Si Kabayan Mencari Jodoh (1994)
Surgaku Nerakaku (1994)
Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah) (1992)
Blok M (Bakal Lokasi Mejeng) (1990)
Sepasang Mata Maut (1989)
Cinta Berdarah (1989)
Menumpas Teroris (1986)
Ken Arok - Ken Dedes (1983)
Pelayan Gedongan (1983)
Sorga Dunia di Pintu Neraka (1983)
Perawan Rimba (1982)
Bercanda Dalam Duka (1981)
Gondoruwo (1981)
Anak-anak Tak Beribu (1980)
Aduh Aduh Mana Tahan (1980)
Sirkuit Kemelut (1980)
Kau dan Aku Sayang (You and I My Love) (1979)
Anna Maria (1979)
Akibat Godaan (1978)
Sirkuit Cinta (1978)
Goyang Sampai Tua (1978)
Si Buta dari Gua Hantu (Duel di Kawah Bromo) (1977)
Sorga yang Hilang (Si Buta dari Goa Hantu) (1977)
Assoy (1977)
Antara Surga dan Neraka (1976)
Ciuman Beracun (1976)
Malam Pengantin (1975)
Neraka Perempuan (1974
Â
Advertisement
Tak cuma aktif sebagai aktor, Toro Margens juga pernah duduk di belakang layar sebagai seorang sutradara dan penata skrip.
Beberapa film buah dari tangan dinginnya sebagai sutradara adalah:
Bercinta Dalam Badai (1984)
Preman (1985)
Yang Perkasa (1986)
Pernikahan Berdarah (1987)
Lukisan Berlumur Darah (1988)
Sepasang Mata Maut (1989)
Cinta Berdarah (1989)
Prabu Anglingdarma (1990)
Saur Sepuh V (1992)
Prabu Anglingdarma II (1992)
Kabut Asmara (1994)
Surgaku Nerakaku (1994)
Bukan hanya menjajaki dunia seni peran, Torro Margens pun sempat berkecimpung di dunia presenter. Torro Margens juga dikenal banyak orang ketika membawakan program acara misteri berjudul Gentayangan atau lebih akrab dengan nama Uka Uka. Acara tersebut mengulik berbagai lokasi yang dikenal angker.
Sebagai aktor yang kerap memerankan karakter orang jahat, Toro Margens harus menerima resiko dibenci oleh penonton. Bahkan ia pernah mengalami kejadian tak terduga kala bertemu orang.
Toro Margens mengaku pernah dipukul orang di mall. Pasalnya orang yang memukul tersebut benci sekaligus senang dengan tokoh antagonis yang diperankan Toro Margens.