Liputan6.com, Jakarta - Tahun depan, genap 25 tahun Glenn Fredly berkarya di industri musik. Karier Glenn Fredly dimulai pada 1995. Kala itu, Glenn Fredly yang tergabung dalam Funk Section melahirkan hit besar “Terpesona.” Tiga tahun kemudian, Glenn Fredly bergabung dengan Sony Music lalu melahirkan album solo perdana.
Album itu memfiturkan hit “Cukup Sudah” karya Yovie Widianto. Momen besar Glenn Fredly terjadi dua tahun kemudian. Pada 2000, Glenn Fredly merilis album Kembali dengan hit “Kasih Putih.”
Puncaknya, saat Glenn Fredly menulis balada patah hati “Januari” dan “Sekali Ini Saja” untuk album Selamat Pagi, Dunia! tahun 2003. Berkarier hampir seperempat abad, Glenn Fredly menyebut fase terberat yang pernah dilaluinya. Menurutnya, setelah “Januari” meledak, ia punya tugas berat.
Advertisement
“Bagian terberat adalah menjaga ritme karier bersama tim di belakang saya. Tidak gampang karena tanpa ritme dan perencanaan yang kuat, karier seorang musikus tak akan bertahan lama,” ungkap Glenn Fredly.
Baca Juga
Tak Merasa Bersaing
Selain itu, Glenn Fredly menyadari fakta ia bukan satu-satunya solois pria di Indonesia. Ada Marcell dan Rio Febrian di awal tahun 2000. Kini ada Afgan, Vidi Aldiano, dan Rizky Febian.
“Saya tidak merasa bersaing dengan solois lain. Dalam industri, sangat wajar jika para penyanyi menampilkan yang terbaik dan berupaya melahirkan hit. Kalau ditanya soal bersaing dengan Afgan, saya tidak berpikir demikian. Saya malah berpikir bikin kolaborasi untuk menghidupkan industri musik,” ujar Glenn Fredly.
Advertisement
Regenerasi
Ditemui seusai manggung di Prambanan Jazz Festival 2019 hari terakhir, Minggu (7/7/2019) kemarin, Glenn menyebut regenerasi tak terhindarkan. Bahkan, regenerasi sangat dibutuhkan berbagai industri termasuk musik.
“Ingat, dalam bermusik regenerasi itu penting. (Dunia musik) tidak bisa dimonopoli oleh penyanyi itu lagi dan itu lagi. Enggak bisa sebuah festival isinya lo lagi dan lo lagi. Nature-nya musik memang begitu,” tutup Glenn Fredly di Yogyakarta. (Wayan Diananto)