Liputan6.com, Jakarta - Bulan depan, Joko Anwar merilis film Gundala yang dibintangi Abimana Aryasatya, Tara Basro, Lukman Sardi, Hannah Al Rashid, dan Ariyo Bayu. Terkait Gundala, Joko Anwar bersyukur didukung kru dan pemain yang luar biasa serta mau mendedikasikan diri mereka untuk film ini.
Komitmen memberikan yang terbaik membuat Joko Anwar merasa aman saat syuting Gundala. Disinggung konfigurasi pemain, Joko Anwar menyebut para pemain dipilih karena cocok atau sesuai dengan karakter yang tergambar dalam naskah Gundala.
Advertisement
Baca Juga
“Banyak pemain luar biasa di luar sana tapi kebetulan kurang cocok dengan karakter di Gundala. Abimana pilihan pertama untuk memerankan Gundala. Saat menulis skenario, yang di benak saya memang Abimana,” urai Joko Anwar kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.
Joko Anwar dikenal sebagai sineas yang selalu bisa mengantar pemain ke performa terbaik mereka. Tara Basro di A Copy of My Mind dan Muhammad Adhiyat dalam Pengabdi Setan misalnya, meraih Piala Citra berkat arahan Joko Anwar. Apa resepnya?
Biografi Singkat Karakter
Joko Anwar menjelaskan, setiap pemain meski hanya menyampaikan satu kalimat, namun tetap diberi penjelasan terkait latar belakang karakter. Mulai dari tanggal lahir, lahir di mana, hidup di lingkungan keuarga seperti apa, hingga tingkat pendidikan.
“Jadi saya berikan biografi singkat termasuk milestone berupa momen-momen besar yang terjadi dalam hidupnya. Biografi singkat ini saya buat untuk tiap karakter lalu diberikan kepada pemain. Setelah itu saya diskusikan dengan pemain. Anda bisa tanyakan ke pemain film Gundala,” ujar Joko Anwar.
Advertisement
Memberi Kemudahan
Joko Anwar menambahkan, “Dalam setiap film saya selalu seperti itu. Enggak tahu apakah itu resepnya tapi itulah tugas sutradara. Yakni, memberikan kemudahan kepada aktor untuk menjadi karakter. Kalau aktor sudah membaca skenario tapi enggak tahu jadi siapa dan lahir di mana, mereka akan blank.”
Selain itu, ia pantang mencari-cari referensi film lain sebelum syuting. Para pemain pun tak disarankan menonton film lain sebagai gambaran. “Kami bikin film sama-sama, tujuannya menampilkan film dengan karakternya sendiri dan murni,” pungkasnya. (Wayan Diananto)