Liputan6.com, Jakarta - Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada Kamis (12/9/2019) siang. Jenazah BJ Habibie dikebumikan di slot 120, di sisi makam istri tercinta, Hasri Ainun Besari yang berada di slot 121.
Sehari usai upacara pemakaman, masyarakat berbondong-bondong mengunjungi makam BJ Habibie. Tak hanya menengok, mereka sibuk selfie alias melakukan swafoto. Fenomena berswafoto dimakam BJ Habibie viral di jagat maya dan menuai beragam respons.
Advertisement
Baca Juga
Sejumlah pihak termasuk para seleb pun bekomentar. Salah satunya, Anggun. Sabtu (14/9/2019), Anggun mengunggah dua foto orang-orang yang berebut melakukan swafoto di nisan BJ Habibie.
Seraya mengunggah dua foto itu, Anggun meluapkan kesedihannya. āMelihat foto ini mendadak sedih. Mungkin sudah saatnya ada edukasi untuk para āGenerasi Selfieā yang harus belajar menilai situasi dan melihat konteks. Ada saat untuk bisa selfie dan untuk tidak,ā tulis pelantun āSnow on The Saharaā dan āTua-tua Keladiā di Instagram.Ā
Ā
Ā Sedih
Anggun berpendapat, berebut melakukan swafoto di nisan hal yang kurang patut dan tak perlu dilakukan.
āAda banyak hal yang bisa diposting tapi banyak juga yang tidak perlu. Foto makam Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie,ā Anggun menyambung.
Dalam waktu sejam, unggahan Anggun disukai belasan ribu warganet. Seribuan komentar membanjiri kolom. Sejumlah seleb seperti Dewi Gita dan Bertrand Antolin turut menyayangkan perbuatan ini. āMasyaallah, sedih banget lihatnya,ā cetus Dewi Gita.Ā
Advertisement
Tak Ada Tata KramaĀ
Bertrand Antolin menambahkan, āDemam kebutuhan gambar relevan terkini buat upload di sosmed. Its sad but it is what it is. No compassion and thoughs about non others but oneself.ā
Warganet lain menimpali, āSemua dasarnya adalah dari pendidikan. Tidak bisa menempatkan diri mana yang harus dan mana yang tidak harus. Tapi selalu ada kata, āIni kan hak sayaā sebagai tameng dari keegoisan dan matinya rasa empati. Sedih banget.ā
Anggun merespons, āSeakan-akan tata krama dalam hidup tidak berlaku di media sosial.ā
(Wayan Diananto)