Liputan6.com, Jakarta Semakin mapannya ekosistem layar lebar Indonesia membuat genre dan tema yang selama ini jarang dilirik, beroleh tempat di hati penikmat film. Bike Boyz misalnya, mengusung tema komunitas anak motor di Bandung.
Dibekali konflik yang dekat dengan masyarakat plus poster eksentrik, Bike Boyz tampak menjanjikan. Apalagi, ada nama sutradara Aris Nugraha di balik film Bike Boyz. Meski begitu, masyarakat tampak belum punya minat besar terhadap tema dan gaya tutur Bike Boyz.
Hingga artikel ini disusun, film dengan setting Kota Kembang belum mampu menembus tangga box office. Kami menyebut film yang digarap produser Starvision Plus ini menjanjikan, setidaknya karena dua faktor.
Advertisement
Pertama, tema anak motor bukannya tak pernah muncul di layar lebar. Yang paling dekat, ada The Tarix Jabrix yang juga lahir dari lahir rahim produser yang sama. Digarap almarhum Iqbal Rais, salah satu murid Hanung Bramantyo, The Tarix Jabrix mencetak box office.
Jilid pertama The Tarix Jabrix menembus 900 ribu penonton, dahsyat untuk tahun 2008. Film ini membuat karier grup musik The Changcuters meroket. Lagu “I Love You Bibeh” jadi hit besar. Lalu dibuat The Tarix Jabrix 2 dan 3 yang direspons publik.
Baca Juga
Kedua, nama Aris Nugraha tahun ini terbilang moncer. Aris Nugraha baru melahirkan dua film. Debutnya dirilis semester pertama tahun ini, yakni Preman Pensiun yang diangkat dari serial televisi fenomena berjudul sama. Hasil akhir film Preman Pensiun pun tak memalukan. Dibintangi Epi Kusnandar dan Safira Maharani, Preman Pensiun menyerap 1,147 juta penonton.
Hingga artikel ini disusun, Preman Pensiun jadi film terlaris ke-10. Dengan reputasi sebagus ini, Bike Boyz diharapkan mampu menyusul sukses “kakak sulungnya.”
Sinopsis
Bike Boyz merupakan kisah sederhana tentang pencarian suami yang hilang. Lilis (Aline) yang asli Garut pergi ke Bandung. Sudah tiga bulan suaminya hilang tanpa kabar. Jika bertemu, Lilis yang sudah tidak dinafkahi lahir batin ingin bercerai. Agus (Aep Banchet), sahabat Lilis yang diam-diam jatuh cinta membantu mencari. Dalam hati ia berharap bisa menikahi Lilis jika sudah remsi menjanda.
Dalam pencarian ini, ada konflik lain yang melibatkan sahabat Agus, Marwan (Gariz Luiz). Suatu malam, Marwan dikeroyok anggota geng motor hingga babak belur. Belum selesai urusan Marwan, vespa Agus raib. Rangkaian konflik ini perlahan mencapai titik cerah bersama terungkapnya kasus terorisme di Kota Kembang.
Menyaksikan Bike Boyz seperti mengikuti aktivitas sehari-hari anak-anak geng Vespa. Hidup rukun bertetangga, menongkrong di markas dan makan bareng, melirik gebetan, mengitari kota bersama sahabat, serta masih banyak lagi. Untuk menghidupkan kisah ini, Aris Nugraha dan casting director membuat keputusan yang terbilang berani.
Advertisement
Lumrah Saja
Perhatikan para pemainnya, tak ada bintang papan atas yang terlibat. Aris tampaknya ingin menampilkan cerita yang natural bersama wajah-wajah yang “merakyat.” Wajah yang istilahnya sangat Sunda sehingga penonton tidak berjarak dengan mereka, logika pun tak harus berpikir keras.
Tentu saja ini menimbulkan sejumlah konsekuensi. Mereka yang menonton berdasarkan asas “yang main film siapa saja?” tentu berpikir keras sebelum membeli karcis. Belum lagi posternya eksentrik, tidak memberi klu siapa tokoh utama siapa penjahat.
Sejujurnya poster seperti ini justru bikin penasaran. Tidak seperti poster film Indonesia pada umumnya. Ditilik dari aspek penceritaan, Aris menggunakan teknik editing yang bertumpu pada sambungan dialog. Akhir dialog sebuah adegan “dijawab” oleh awal dialog berikutnya.
Meski sebenarnya tidak nyambung karena beda konteks pembicaraan, tapi justru efektif menciptakan momen kocak. Sekali dua kali tiga kali, teknik penyuntingan ini bikin penonton terbahak. Kali keempat dan seterusnya terasa lumrah saja.
Selamat Menonton
Tampaknya, Aris hendak menjadikan metode penyuntingan ini sebagai ciri khas film. Karenanya teknik ini dipertahankan hingga cerita tuntas. Pada akhirnya kita paham bahwa setiap film mempunyai kekurangan dan kelebihan. Begitu pula Bike Boyz. Meski punya plus minus, Bike Boyz mengirim energi positif terkait rasa setia kawan, komitmen mengamankan lingkungan sekitar, dan persaudaraan di tengah perbedaan.
Ini sudah menjadi ciri khas film-film Starvision sejak lama, yakni menghasilkan produk dengan semangat positif. Terlepas dari hasil akhirnya, Aris layak mendapat kesempatan untuk membuat film lagi, yang berbeda, terlepas dari bayang-bayang Preman Pensiun. Bike Boyz tetap menjadi film menghibur, dengan akhir cerita yang melegakan serta meneduhkan hati. Selamat menonton!
Pemain: Acep Bancet, Aline Manza, Gariz Luiz, Damar RM, Andi Josalim, Dicky Satria, Delisa Herlina, Birgi Putri
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara: Aris Nugraha
Penulis: Aris Nugraha
Produksi: Starvision Plus (2019)
Durasi: 1 jam, 35 menit
Advertisement