Sukses

Si Manis Jembatan Ancol: Mengembalikan Kisah Maryam ke Trek Semula, Hasilnya?

Karya Anggie Umbara ini mencoba mengembalikan citra Si Manis Jembatan Ancol ke trek semula, yakni rilisan tahun 1973.

Liputan6.com, Jakarta Si Manis Jembatan Ancol yang legendaris itu kembali ke layar lebar. Karya Anggie Umbara ini mencoba mengembalikan citra Si Manis Jembatan Ancol ke trek semula, yakni rilisan tahun 1973 yang dibintangi Lenny Marlina.

Masalahnya, tak banyak yang ingat Si Manis Jembatan Ancol versi klasik yang menempatkan Mariah (bukan Maryam) sebagai hantu berkebaya merah. Yang diingat publik, Si Manis Jembatan Ancol versi Diah Permatasari dan Kiki Fatmala.

Harus diakui, versi Diah Permatasari dan Kiki Fatmala menghentak layar kaca. Keduanya lekat dengan citra seksi dengan rambut tergerai plus gaun terusan pendek warna putih polos. Sedangkan kisah Si Manis Jembatan Ancol versi 2019 bermula di Jakarta, era 1973.

Konspirasi Jahat Dimulai

Maryam (Indah) ditinggal mati ayahnya. Sang ayah mewariskan sebidang tanah. Maryam dinikahi Roy (Arifin), pengusaha yang rela melakukan apa saja untuk memuluskan proyeknya. Di atas tanah warisan itu, Roy membangun rumah. Apes, bisnis Roy terganjal audit. Perputaran uang tersendat. Roy lantas pinjam uang ke Oji (Ozy).

Gagal mengembalikan uang tepat waktu, Roy dan Maryam diteror Oji. Dimulai dengan Kleo, kucing kesayangan Maryam, dipenggal. Belakangan, Oji mengincar Maryam untuk dijadikan aset. Suatu hari, Maryam mengenal pelukis bernama Yudha (Randy). Perkenalan mereka bermula saat Yudha yang buntu ide membuntuti Maryam.

Ia hendak melukis Maryam lalu menggelar pameran. Maryam bersedia. Syaratnya, Yudha membuatkan pula lukisan Maryam bersama Kleo dan ayah. Diam-diam Yudha jatuh cinta. Maryam berkukuh menjaga rumah tangganya. Suatu malam, Maryam dan Yudha diculik anak buah Oji. Sebuah konspirasi jahat dimulai.

Menuliskan Kembali Kisah Maryam

Selain cara berbusana yang khas, citra Si Manis di benak kita adalah hantu yang telah selesai dengan urusannya sendiri. Dulu, ia penuh dendam dan amarah. Setelah usai menuntut balas, Si Manis menjadi pahlawan bagi mereka yang terbunuh dan semasa hidupnya jadi korban kejahatan. Tak salah jika Si Manis dicitrakan demikian.

Anggy Umbara menyodorkan “fakta” lain yang selama ini terlupakan. Berpijak pada cetak biru Si Manis Jembatan Ancol versi Turino Djunaedy di era Generasi Bunga, ia menuliskan kembali kisah Si Manis dari sudut pandangnya. Maryam perempuan santun baik lisan maupun cara berpakaian. Ia istri yang peduli, berhati lembut, tapi tak bahagia.

Produksi Liputan6.com