Beda Warna Kulit Bikin Salah Satu Personel Little Mix Jadi Korban Rasisme

Leigh-Anne Pinnock, personel Little Mix merasakan rasisme itu masih ada.

oleh Meiristica NurulLiputan6.com diperbarui 10 Jun 2020, 10:40 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 10:40 WIB
[Bintang] Little Mix
Leigh-Anne Pinnock, personel Little Mix merasakan rasisme itu masih ada. (AFP/Bintang.com)

Liputan6.com, Los Angeles - Rasisme kembali menjadi isu hangat setelah seorang berkulit hitam, George Floyd, meninggal dunia pada 25 Mei 2020 akibat dibunuh seorang polisi. Rupanya, salah satu personel Little Mix, Leigh-Anne Pinnock juga pernah menjadi korban tindakan tak menyenangkan.

Personel Little Mix ini angkat bicara mengenai diskriminasi yang pernah dialaminya. Ia akui itu terjadi di masa awal karier grupnya.

"Ada satu titik dalam hidup yang dialami setiap orang berkulit hitam. Tak peduli seberapa kaya atau prestasi apa yang telah kau raih, kau sadar bahwa kau tak bisa luput dari rasisme," ujar Leigh-Anne Pinnock, personel Little Mix ini, di postingan Instagram miliknya, Senin (7/6/2020).

 

Secara Verbal

Little Mix
Little Mix (Jon Furniss/Invision for Children in Need/AP)

Secara verbal dan terang-terangan, Leigh-Anne mendapat perkataan yang menyudutkan. "Sembilan tahun lalu setelah bergabung dengan Little Mix, aku menyadari satu hal besar. Saat syuting film Wings dengan Frank Gatson. Dia berkata padaku 'Kau yang berkulit hitam, jadi kau harus bekerja sepuluh kali lebih keras'," ujarnya.

Sadar

[Bintang] Little Mix
Usai bertengkar, keduanya berjalan terpisah. Jake langsung menuju ke sebuah hotel terdekat sementara Jesy tampak jelas menangis saat menaiki taksi untuk pulang. (AFP/Bintang.com)

"Lalu aku sadar apa yang dikatakan Frank Gatson masuk akal. Aku belajar bahwa menjadi anggota girlband terbesar di dunia punya kekurangan dan konsekuensi," lanjut Leigh-Anne.

 

Emosional

Leigh-Anne berbagi cerita itu dengan emosional. Ia merasa berat menjalani kariernya karena ia tak mendapat dukungan seperti rekan-rekannya. Apalagi ia berkiprah di negara yang penontonnya dominan berkulit putih.

 

Rasisme Masih Ada

"Kenyataannya aku sering merasa tak terlihat dalam grupku. Sebagian diriku sadar bahwa pengalaman yang kuhadapi akan semakin berat karena kulit gelapku. Kenyataan saat ini, harus diakui rasisme masih ada. Jadi mari kita terus bersuara tentang rasisme dan menjaga movement ini tetap berjalan," pungkasnya. (Fimela.com)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya