Sara Fajira Akui Lagu Lathi Mengandung Sumpah Serapah

Peran Sara Fajira di lagu Lathi sangat kuat meski ia hanya sebagai featuring artist Weird Genius.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 17 Jun 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 19:30 WIB
Sara Fajira
Sara Fajira (Sumber: Instagram/@sarafajira)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Sara Fajira belakangan ini ikut menanjak seiring makin populernya lagu "Lathi" yang diciptakan dan dibawakan Weird Genius. Suara Sara dalam lagu tersebut memang dinilai cocok dengan lagunya.

Seperti diketahui, "Lathi" yang berarti 'lidah' (ucapan), memiliki lirik berbahasa Jawa pada bagian chorus. Elemen inilah yang membuat lagunya fenomenal di dunia maya. Peran Sara Fajira pun sangat kuat meskipun ia hanya sebagai featuring artist.

Saat berbicara di vlog Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Sara Fajira mengakui bahwa ia sendiri yang menuliskan lirik bahasa Jawa tersebut.

Ia juga meminta izin personel Weird Genius, terutama Eka Gustiwana, untuk mengambil unsur peribahasa Jawa kuno di dalamnya.

Peribahasa Jawa Kuno

Weird Genius
Weird Genius

"Kalau yang di baris pertama memang saya ciptain, untuk baris selanjutnya, saya ambil dari peribahasa Jawa, bahasa Jawa kuno," terang Sara Fajira melalui kanal YouTube Ganjar Pranowo, belum lama ini.

Toxic Relationship

Gabungkan Musik EDM dan Gamelan, Ini 3 Fakta Lagu Lathi Beserta Liriknya
Lagu milik Weird Genius berjudul Lathi, ramai dibicarakan hingga viral di media sosial. (Sumber: YouTube/Weird Genius)

Seperti di video klip, lirik lagu "Lathi" pun memiliki tema yang sama, yakni sebuah toxic relationship yang melanda sejumlah insan muda. Bagian chorus bahasa Jawa pun menjadi penekanan untuk Sara.

Berisi Ego dan Kebohongan

"Dari artinya, 'kamu enggak bisa lari dari kesalahan, harga diri terletak pada ucapan.' Dari liriknya sendiri tentang toxic relationship yang mana hubungan isinya ego dan kebohongan, sama-sama cinta, tapi saling menyakiti," beber Sara Fajira.

Sumpah Serapah

Menariknya lagi, lagu "Lathi" ini membuat Sara menghayati liriknya. Ia bahkan memposisikan dirinya sebagai korban hingga menganggap liriknya seolah adalah sumpah serapah kepada pria yang menyakitinya.

"Jadi kenapa aku masukin lirik bahasa Jawa dan pakai peribahasa. Nah, aku memposisikan sebagai korban, jadi pasangan yang melakukan kekerasan kepada saya," terang Sara.

"Itu semacam sumpah serapah kepada pasangan saya (bagian chorus bahasa Jawa). Biar lagunya enggak melulu tentang cinta, ada pesan moralnya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya