Kekeyi Dikubur Pakai Pasir di Depan Rumah, Warganet: Kayak Sinetron Azab

Liputan6.com, Jakarta - Awal bulan ini, jagat maya onar lantaran Rahmawati Kekeyi merilis single “Keke Bukan Boneka” yang diduga mirip lagu “Aku Bukan Boneka” milik Rinni Wulandari dan sebuah karya Papa T. Bob.

Sejumlah pihak berkomentar dari Anji hingga pencipta lagu “Aku Bukan Boneka,” Novi Umar. Rahmawati Kekeyi lantas mengaku trauma dan ingin jeda sesaat.

Kontroversi single anyar Rahmawati Kekeyi telah reda. Minggu (21/6/2020) malam, Rahmawati Kekeyi beraksi lagi kali ini lewat akun Instagram terverifikasi miliknya.

Rahmawati Kekeyi mengunggah tiga foto yang menampilkannya terkubur dalam gundukan pasir. Rahmawati Kekeyi mengenakan jilbab hitam dan hanya tampak kepala.

Sekujur tubuhnya terendam pasir yang menggunung di halaman depan kediamannya. Tiga foto terkubur pasir diunggah Rahmawati Kekeyi disertai status teks, “Rindu bermain pasir di pantai.”

Ia membubuhkan dua emotikon mata berkaca-kaca. “Akhirnya aku bisa bermain pasir walaupun di rumah saja,” ia menyambung. Belum genap 24 jam, unggahan ini disukai lebih dari 52 ribu orang.

Hampir 7 ribu komentar menggenangi kolom. “Apakah ini yang disebut sebagai Gunung Meletus?” cetus seorang warganet. Yang lain nyinyir tak habis pikir dengan ulah Kekeyi.

“Kenapa enggak sekalian dikubur sahabat?” cetusnya. Selebgram Geraldy Tan melalui akun Instagram terverifikasi miliknya berujar, “Kayak yang disinetron azab loh, Key.”

Ada pula warganet yang menuding, Kekeyi sengaja berulah untuk mendongkrak popularitas yang mulai redup. Seperti diketahui, setelah video klip “Keke Bukan Boneka” yang sempat hilang muncul lagi di YouTube, masalah seolah selesai.

“Sudah mulai redup dia, makanya suka upload hal enggak masuk akal kayak begini biar tetep jadi bahan netizen,” tulis akun @armanhidayat_01. Disukai lebih dari seribu orang, pendapat ini menuai pro-kontra.

Yang pro seperti akun @nining_fajar_susanto mencuit, “Biar tetap dapat uang sama followers.” Namun akun @kaarinr berpendapat, “Enggak apa-apa kan, so dia menghibur, tidak merugikan.”