Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2020 terasa spesial bagi Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Pasalnya, mereka genap 5 tahun berumah tangga. Menikah pada 15 September 2015, Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion mengungkap sejumlah romantika berumah tangga.
Tahun pertama, bukan masa yang mudah. “Dulu saat menikah, manajemen keuangan kami jelek dan boros. Kami menikah usia 24 tahun, masih pengin main, tiba-tiba nikah. Tabungan keuangan yang harusnya untuk sekolah pilot, dipakai buat nikah,” aku suami Ayudia Bing Slamet ini.
Advertisement
Baca Juga
Bersama Ayudia Bing Slamet, Ditto Percussion percaya rezeki pernikahan. Mereka lantas memikirkan cara survive bareng dari membangun kedai kopi sampai investasi properti.
Traveling Terakhir Maret 2020
Semua wacara untuk mendatangkan pendapatan didiskusikan Ditto Percussion dengan Ayudia Bing Slamet. Hasil tak mengkhianati usaha.
Satu per satu kesuksesan dipetik Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion dari buku Teman Tapi Menikah, grup band Dengarkan Dia, hingga kanal YouTube.
“Kami traveling (untuk) konten YouTube. Terakhir traveling di Maret 2020. Waktu itu kami khawatir bisa balik Indonesia apa enggak. Kami kerja berdua, meramu bareng-bareng dan beradaptasi,” Ditto bercerita.
Advertisement
Obrak-abrik Perumahan
“Bisnis berjalan dan yang jelas tetap bisa berkarya karena core kami content creator,” ia menambahkan. Belakangan, Ditto Percussion rajin membuat konten bertajuk “Obrak-abrik perumahan.”
Tiap kali mengunggah konten properti, animo warganet yang rata-rata berusia 18 sampai 34 tahun tinggi. Mayoritas warganet membahas desain bangunan, harga, dan lokasi.
Usia 18 Tahun
“Padahal (mereka) saya tanya, usianya baru 18 tahun. Ternyata, itu membangkitkan gairah anak muda buat menabung. Mereka bilang, mau yang harganya mulai 300 jutaan, dong. Wah, saya kaget,” pria bernama Muhammad Pradana Budiarto ini menyambung.
Ditto dan Ayudia Bing Slamet menyampaikan ini dalam gelar wicara daring “Bincang Virtual Hemat Pernikahan Untuk Investasi Masa Depan di Masa Covid-19” bersama Bintaro Jaya High Rise (BJHR). Hadir pula sebagai narasumber, General Manager BJHR, Arum Prasasti, dan Financial Planner, Prita Ghozie.
Advertisement
Merespons Fenomena
Merespons fenomena yang disampaikan Ayudia Bing Slamet dan Ditto, General Manager BJHR, Arum Prasasti, menyebut, “Menimbang lokasi hunian itu benar. Fasilitasnya apa saja, sesuai tidak dengan kebutuhan pasutri atau lajang yang membeli. Yang tak kalah penting, rekam jejak pengembangnya.”
Pertimbangkan pula status sertifikat hunian. Menurut Arum, tidak semua pengembang mampu memenuhi janji untuk deliver product.
“Kami, PT Jaya Real Property Tbk., adalah anggota REI nomor satu tahun 1979. Kami mengembangkan Bintaro Jaya. Kami juga mengembangkan Apartemen Emerald Bintaro yang akan menyerahkan unit terbaru tepat waktu, Agustus 2020,” imbuhnya.