Liputan6.com, Jakarta Sebuah potret jenazah korban Corona COVID-19 baru-baru ini menjadi viral dan dibagikan kembali oleh sejumlah artis dan influencer, termasuk Anji. Eks personel Drive ini mengakui bahwa foto jenazah dibalut plastik ini terlihat sangat kuat.
Tapi di luar komentar tersebut, Anji justru merasa adanya kejanggalan dalam foto tersebut. "Tiba-tiba secara berbarengan foto ini diunggah oleh banyak akun-akun ber-follower besar, dengan caption seragam," tuturnya dalam unggahan bertanggal Sabtu (18/7/2020) tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata.Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip," kata dia lagi.
Anji juga merasa heran mengapa fotografer bisa mendapatkan foto seperti ini. Padahal, menurut Anji, pihak keluarga sendiri tidak diperbolehkan menemui jenazah.
Percaya Ada Corona, tapi...
Di pengujung unggahannya, Anji mengeluarkan pernyataan keras.
"Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil," tulisnya.
Advertisement
Pro Kontra
Tak lama, unggahan Anji ini langsung menuai reaksi pro kontra. Di Twitter misalnya, seorang warganet meminta Anji untuk datang langsung menemui pasien Corona Covid-19.
"Coba deh @duniamanji dateng ke RS rujukan covid atau ke wisma atlet interaksi sama pasien covid di sana dan gak pake masker, kan Mas Anji percaya bahwa covid tidak semengerikan itu," cuitan warganet, yang di-retweet dan difavoritkan ratusan pengguna Twitter.
Jawaban Anji
Ternyata komentar warganet ini dijawab oleh Anji.
"Saya mau kok Mbak ke Wisma Atlet dan melakukan apa yang Mbak bilang. Syaratnya, saya diizinkan membuat dokumentasi terperinci di sana," kata Anji.
Ia menambahkan, "Jika Mbak punya kenalan dan bisa, kabari saya. Via DM, takutnya tidak terbaca. Karena saya agak jarang di Twitter. Terima kasih."
Advertisement
Mendahulukan Konten?
Ternyata ada warganet lain yang menanggapi dengan sinis jawaban Anji ini. Terutama mengenai keinginan Anji untuk mendokumentasikan kedatangannya. Ia dinilai lebih mendahulukan pembuatan konten.
Anji kembali berkelit. "Tentu dibutuhkan dokumentasi, karena ini masalah penting. Bukan untuk konten yang dimonetisasi, namun untuk landasan dari sebuah argumentasi. BEDAKAN. Saya malah sedang mundur pelan-pean dari berbagai platform media sosial kok."