Sukses

LIVE

Joko in Berlin Rilis Single Misanthropy, yang Jadi Refleksi Para Personelnya

Joko in Berlin mengeluarkan single ke delapan tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Grup musik Joko in Berlin meluncurkan karya terbarunya yang berjudul ‘Misanthropy’. Single ke delapan ini merupakan lagu yang dilahirkan dengan sentuhan aransemen musik eksploratif dan berbeda dari lagu-lagu terdahulu seperti Ballad of Colors (2018), Senja (2019) dan Pesawat Kertas (2020). Menariknya pula, single ini merupakan refleksi dari karakter para personel JIB yang dituangkan dalam alunan lagu bernuansa up-beat. 

Joko in Berlin (JIB) merupakan band dream pop indie yang beranggotakan Mellita Sarah (vocal & song writter), Fran Rabit (bass & song writter), Popo Fauza (keyboard, composer, arranger & music producer), dan Marlond Telvord (drum). Grup yang terbentuk pada tahun 2016 ini kerap disebut sebagai band lokal rasa Eropa lantaran alunan musik mereka terinspirasi dari nada-nada beragam genre musik dan musisi dari ‘Benua Biru’.

Lagu Misanthropy berkisah tentang kondisi seseorang yang memiliki jiwa introvert dan ingin jauh dari keramaian dunia. Kata Misanthropy memiliki filosofi mendalam, yang diambil dari Bahasa Yunani, yang berarti kebencian pada dunia. Ide menciptakan Misanthropy berawal dari kesamaan karakter keempat personel Joko in Berlin. Mereka memiliki sikap tertutup dan tak ingin terlalu larut dengan hiruk pikuk dunia. Lirik lagu yang ditulis oleh Fran Rabit dan diaransemen oleh Popo Fauza ini akan memberikan keseruan bagi penikmat musik dalam proses pengasingan diri.

“Lagu Misanthropy menceritakan bahwa setiap orang punya sisi yang ingin mengunci diri dari dunia, bisa dibilang seperti introvert. Dan ternyata lagu ini cukup relate dengan kondisi sekarang yang sedang dilanda pandemi dimana banyak orang lebih memilih untuk tinggal di rumah dari pada keluar,” ucap Fran Rabit saat berbincang virtual.

 

Proses Pembuatan

Proses pembuatan Misanthropy dimulai sejak November 2019 dan mulai masuk dapur rekaman pada awal tahun ini. Di Misanthropy, Joko in Berlin mengeksplor berbagai bebunyian. Mulai dari sentuhan sound era 80-an, ambience elektronik, hingga petikan ukelele. Menariknya, proses rekaman dilakukan saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia.

EnamPlus