Sutradara Dilan 1990 Fajar Bustomi Jatuh Cinta Pada Sinopsis Jangan Ambil Surgaku, Ini 3 Alasannya

Sutradara Dilan 1990, Fajar Bustomi, salah satu yang menjuri di ajang Falcon Script Hunt 2020. Ia memilih sinopsis Jangan Ambil Surgaku.

oleh Wayan Diananto diperbarui 02 Des 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2020, 06:00 WIB
Fajar Bustomi
Sutradara Film Surat Kecil Untuk Tuhan, Fajar Bustomi. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta Fajar Bustomi, salah satu dari tujuh sineas yang menjuri kompetisi Falcon Script Hunt 2020 yang diikuti lebih dari 1.000 peserta. Sutradara Dilan 1990 ini memilih sinopsis bertajuk Jangan Ambil Surgaku, karya Ari Kerling.

Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com lewat telepon pada Selasa (1/12/2020), sutradara Fajar Bustomi mengaku punya tiga alasan jatuh cinta pada sinopsis ini. Pertama, sentuhan personal.

“Saya memang sedang mencari skenario bertema keluarga. Jangan Ambil Surgaku bercerita tentang ibu. Tiga anak berlomba merawat ibu mereka,” Fajar Bustomi menjelaskan.

Jangan Ambil Surgaku

Fajar Bustomi. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Fajar Bustomi. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Ia mengulas, biasanya cerita tentang ibu tidak jauh dari anak durhaka. Jangan Ambil Surgaku sebaliknya. Kedua, saat membaca premis lalu sinopsis, ia membayangkan akan jadi film yang menyenangkan sekaligus menghangatkan hati.

“Saya lagi pengin bikin film keluarga dengan sentuhan religi setelah kemarin menyelesaikan syuting Buya Hamka,” kata Fajar Bustomi. Ia mengakui, mengurasi seribuan sinopsis di Falcon Script Hunt 2020 bukan hal mudah.

Problem Mayoritas Peserta

Fajar Bustomi
Sutradara Film Surat Kecil Untuk Tuhan, Fajar Bustomi saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (18/5). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Fajar Bustomi berpendapat, problem mayoritas peserta Falcon Script Hunt 2020 yakni pemilihan judul. Ada yang kurang menarik, ada yang malah mengingatkan pada judul film yang telah eksis.

“Padahal judul adalah kunci pintu gerbang. Kalau menarik, membuat orang penasaran menyimak premis dan mencermati sinopsis. Setelah itu menyimak detail novelnya yang panjang,” beri tahunya.

 

Pilihan Enam Sutradara Lain

Anggy Umbara. (Foto: Instagram @anggy_umbara)
Anggy Umbara. (Foto: Instagram @anggy_umbara)

Enam sutradara lain yang terlibat dalam Falcon Script Hunt 2020 juga telah menentukan pilihan masing-masing. Rako Prijanto melirik Catatan Harian Para Pembohong gubahan Hidayatullah. Anggy Umbara memilih Balada Sepasang Kekasih Gila buatan Hang Gagas.

Danial Rifky kesengsem pada cerita Katok Mencari Dalang Gusti dari Ayu Puspagathy. Sementara itu, Indra Gunawan menjatuhkan pilihan pada Pelangi Tanpa Warna milik Mahfriza Kifani. Herwin Novianto mantap memilih naskah berjudul unik KPR (Kapan Pindah Rumah).

 

Ifa Isfansyah dan The Murderer

Ifa Isfansyah dan Kamila Andini. (Foto: Instagram @ifa_isfansyah)
Ifa Isfansyah dan Kamila Andini. (Foto: Instagram @ifa_isfansyah)

Ifa Ifansyah mengambil The Murderer, karya Refin Palung. Selain difilmkan, masing-masing pemenang Falcon Script Hunt 2020 beroleh hadiah 50 juta rupiah. Dalam kesempatan itu, Fajar Bustomi menyorot pentingnya berburu naskah. 

“Naskah memang jadi problem di industri film Tanah Air. Mengingat, film yang bagus ditopang skenario yang apik. Cikal bakalnya dari ide, premis, dan sinopsis. Saya optimistis kompetisi ini melahirkan skenario asli dengan ide segar,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya