Cara Denada Atasi Masalah Keuangan di Masa Pandemi Covid-19

Denada mengungkapkan hal terberat selama tinggal di Singapura.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 19 Des 2020, 20:21 WIB
Diterbitkan 19 Des 2020, 19:00 WIB
Denada
Denada mengungkapkan hal terberat selama tinggal di Singapura. (Instagram/denadaindonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19, membuat banyak orang was-was, termasuk Denada. Untuk itu, selama hampir setahun ia harus menjaga kesehatan sang buah hati, Aisha Aurum.

Seperti diketahui, putri semata wayang Jerry Aurum dan Denada itu tengah menjalani pengobatan leukemia di negeri tetangga, Singapura.

Sejak pandemi Covid-19, anak Emilia Contessa ini pun harus ekstra menjaga buah hatinya hingga lima kali lipat.

Ekstra Menjaga

Denada (Foto: YouTube)
Denada (Foto: YouTube)

Hal itu diungkapkan Denada dikanal YouTube milik Venna Melinda, 16 Desember 2020 lalu.

"Udah hampir setahun aku bener-bener di Singapura dan sementara fokus di sini dulu. Aisha baik-baik saja. Dia tentunya dengan situasi yang dialami di seluruh dunia, termasuk di Singapura dan dengan situasinya dia worth, kita harus ekstra menjaga. Makanya itu sebenarnya alasan utama aku enggak pulang-pulang dulu ke Indonesia," ungkap Denada.

 

Masa Terberat

Denada
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang digemari di tengah pandemi Covid-19 ini. Tujuannya pasti untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal tersebut dilakukan Denada yang memilih olahraga Zumba. (Instagram/denadaindonesia)

Warganet dan Venna Melinda penasaran cara Denada masih bisa tersenyum di tengah perjuangannya merawat anak yang tengah sakit. Bahkan, Denada berniat untuk melatih zumba untuk anak-anak penderita kanker.

"Sebenarnya kalau ditanya apakah menantang, menantang. Apakah berat? Kalau aku boleh jujur sebagai seorang manusia, aku bisa bilang inilah masa terberat dalam hidup aku. Semua terjadi begitu cepat, jadi dalam kita ke sini dalam hitungan enggak sampai satu minggu kehidupan berubah," paparnya.

Shock

Diakui pemilik nama Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan ini, menetap di Singapura bukan lagi menjadi culture shock.

"Kita ke sini pun hanya dalam hitungan enggak sampai satu minggu, tiba-tiba kehidupan kita berubah. Begitu Aisha sakit di Indonesia cuma sempet dirawat sebentar di Indonesia dan kita putuskan untuk pindah ke Singapura. Benar-benar bukan culture shock lagi, tapi shock semuanya," kenang Denada.

Susah

Sebagai single parent yang membesarkan anak seorang diri yang sedang sakit, tentu ia juga mengalami kesulitan.

"Susahnya buat aku, tantangannya sekarang adalah karena kita sendiri selama dua tahun hampir tiga tahun di sini. Sebelum masa pandemi pun kita udah jor-joran, udah tiba-tiba harus keluarkan banyak uang dan waktu yang sangat singkat. Jadi, itu semua kayak udah di luar perencanaan kita. Secara finansial juga langsung jadi berantakan kan semuanya," lanjutnya.

Cara Mengatasinya

Pandemi Covid-19 membuat Denada kehilangan banyak pekerjaan. Dan itu membuat kondisi keuangannya tak terkendali.

"Tiba-tiba kena lagi pandemi, di mana aku menjadi kehilangan kemampuanku untuk bisa mencari nafkah dan bisa bekerja. Jadi, kalau ditanya sekarang ini bagaimana, jujur, aku jual apa pun yang aku punya, gitu. Itu satu-satunya hal yang bisa aku lakukan. Aku udah jual apartemen. Saat ini aku sedang jual tiga rumahku. Dan keadaan kayak gini, ya, kita mau jual properti itu sulit sekali. Tapi, ikhtiarku, ya, di situ. Semua apa yang aku bisa jual, aku jual," ceritanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya