Selamat Hari Kartini, 6 Penyanyi Perempuan Ini Dijuluki Macan Festival Harumkan Indonesia di Mata Dunia

Merayakan Hari Kartini, yuk tengok lagi 6 penyanyi perempuan lintas generasi, wakili Indonesia mengharumkan nama Ibu Pertiwi di tingkat dunia.

oleh Wayan Diananto diperbarui 21 Apr 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 19:00 WIB
Lyodra Ginting. (Foto: Dok. Instagram @lyodraofficial)
Lyodra Ginting. (Foto: Dok. Instagram @lyodraofficial)

Liputan6.com, Jakarta - Rabu (21/4/2021), Indonesia merayakan Hari Kartini. Kaum hawa mengenang Kartini sang pejuang emansipasi wanita yang peduli pada kaumnya. Pemikiran dan perjuangan Kartini mengantar wanita Indonesia meraih kesempatan berkarya di berbagai bidang termasuk seni.

Tak sedikit penyanyi perempuan yang berkarya mewakili Indonesia di ajang festival tarik suara kelas dunia. Mereka kemudian dijuluki Macan Festival, konsisten berkarya hingga kini, dan dikenal khalayak lewat sejumlah hit.

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 dari sekian banyak Macan Festival yang dimiliki Ibu Pertiwi. Teriring ucapan, Selamat Hari Kartini. Yuk berkarya dengan bakat terbaik kita untuk persada.

1. Ruth Sahanaya

Ruth Sahanaya. (Foto: Dok. Instagram @mamauthe)
Ruth Sahanaya. (Foto: Dok. Instagram @mamauthe)

Langganan juara di beragam festival musik dalam negeri, Ruth Sahanaya mewakili Indonesia di ajang Midnight Sun Song Festival 1992 yang dihelat di Finlandia. Kala itu, ia melantun “Kaulah Segalanya” versi Inggris, yakni “You Always Be Mine.” Suara sang diva menyihir juri festival.

Pemilik album Seputih Kasih ini pulang ke Indonesia membawa gelar Grand Prix Winner. Ruth Sahanaya adalah paduan unsur komersial dan kualitas tingkat tinggi. Setelahnya ia mencetak banyak hit dari “Keliru” hingga “Andaikan Kau Datang Kembali.”

2. Krisdayanti

Krisdayanti. (Foto: Instagram @krisdayantilemos)
Krisdayanti. (Foto: Instagram @krisdayantilemos)

Krisdayanti mewakili Indonesia di arena panas para remaja bersuara emas dari berbagai negara Asia, Asia Bagus. Pada 1992, KD melaju ke grand final di Tokyo, berbekal senjata karya Youngky Suwarno dan Tengku Malinda, “Learning From Love.” Ia menjadi juara umum.

Setelahnya, KD merilis album Terserah (1996). Dua tahun kemudian ia meroket bareng album Sayang yang memfiturkan “Menghitung Hari.” Teknik vokalnya diikuti Ika Putri dan Ajeng. Selain itu, model rambut sampai alisnya menginspirasi kaum hawa. Dialah ikon.

3. Hetty Koes Endang

Hetty Koes Endang. (Foto: Instagram @hke57)
Hetty Koes Endang. (Foto: Instagram @hke57)

Jangan pernah ragukan teknik vokal Hetty Koes Endang. Di era Generasi Bunga, ia adalah standar emas bagaimana solis perempuan mestinya berdendang. Pada 1977, Hetty mewakili Indonesia di World Popular Song Festival Jepang dengan lagu “Damai Tapi Gersang.”

Performanya kala itu digelari Most Oustanding Performance. Sepak terjang Hetty tak henti sampai di situ. Pada 1983, Hetty menjerit di Vina Del Mar Song Festival Cile. Lengkingannya di lagu “Sayang” berbuah gelar Penyanyi Terbaik. Sejak itu Indonesia kian disegani.

4. AB Three atau Be 3

Be 3. (Foto: Instagram @be3official)
Be 3. (Foto: Instagram @be3official)

AB Three dan prestasi bagai dua sisi mata uang. Juara 2 Golden Stag International Festival Rumania, Grand Prize Maxfest International Makedonia, hingga Juara 3 Midnight Sun Song Festival Finlandia (1995) hanyalah tiga dari tumpukan prestasi trio Nola, Widi, dan Lusy.

Pada 2002, Lusy digantikan Cynthia Lamusu. Kini AB Three dikenal sebagai Be 3. Ganti nama tak membuat tiga serangkai ini dilupakan pencinta musik Tanah Air. Selain prestasi, publik selamanya mengingat hit “Kerinduanku” dan “Nyanyian Cintamu.”

5. Gita Gutawa

Gita Gutawa. (Foto: Instagram @gitagut)
Gita Gutawa. (Foto: Instagram @gitagut)

Tak adakah prestasi kinclong insan musik Indonesia di era Twitter dan Instagram? Gita Gutawa pada 2008 menjawab pertanyaan itu dengan kabar baik dari Mesir. Ia menjuarai The 6th International Nile Children Song Festival lewat “To Be The One” karya Budi Bachtiar dan Ria Leimena.

Diwartakan Liputan6.com, penyerahan grand prize dilakukan Ibu Negara Mesair, Suzanne Mubarak. Putri Erwin Gutawa ini memetik kemenangan setelah melewati seleksi superketat. Pelantun “Kembang Perawan” terpilih dari 35 penyanyi yang berasal dari 19 negara.

6. Lyodra Ginting

Lyodra Ginting. (Foto: Dok. Instagram @lyodraofficial)
Lyodra Ginting. (Foto: Dok. Instagram @lyodraofficial)

Gadis kecil berusia 13 tahun itu bernama Lyodra Ginting. Mewakili Indonesia, ia terbang ke Italia mengikuti malam final Festival Sanremo Junior 2017. Berbekal “Dear Dream” karya Erwin Gutawa, Gita Gutawa, dan Ria Leimena, akorbatik vokal Lyodra bikin publik terperenyak.

Tanggal 6 Mei 2017, momen bersejarah bagi Lyodra. Srikandi cilik ini meraih juara pertama setelah menjinakkan 22 peserta dari 18 negara sejagat. Malam itu, dunia menyadari ada tunas baru di dunia musik dari Indonesia. Lyodra kini dikenal lewat hit “Terlanjur Mencinta.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya