Liputan6.com, Jakarta Berdamai dengan masa kecil. Itulah yang dilakukan Dian Sastrowardoyo ketika menyadari salah satu cita-citanya untuk menimba ilmu di universitas menjadi impian tak tercapai.
Bintang film Ada Apa Dengan Cinta mengaku butuh waktu untuk ikhlas seraya meyakinkan diri sendiri bahwa ini bukan akhir dunia. Akan datang kesempatan baru berbuat lebih baik untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Advertisement
Baca Juga
“Untuk bisa akhirnya let go dream, lo harus ngobrol lagi dengan Dian yang berusia 13 tahun itu,” kata Dian Sastro. “Gue perlu belajar untuk pukpuk Dian kecil yang hidup di diri gue bahwa memang sedih kalau enggak dapat apa yang kita mau, enggak apa-apa,” imbuh Dian Sastro.
Yang Aneh Adalah...
Kini istri Maulana Indraguna Sutowo berkarier di dunia seni. Waktu lalu mempertemukan Dian Sastrowardoyo dengan Hanung Bramantyo lewat proyek film biografi Kartini yang dirilis pada 2017.
“Yang aneh adalah pas gue dapat kesempatan main Ibu Kartini, kan gue baca diary-nya dia dan surat-suratnya dia. Ternyata dia ceritanya kayak gitu,” kenang Dian mendapati persamaan antara ia dan Kartini.
Advertisement
Dia Harus Let Go
“Akhirnya dia mau nikah, dinikahi karena dia harus let go. Karena kalau dia nikah, dia akan dibantu bikin sekolah sama suaminya. Soalnya dia beasiswa sudah dapat dari Pemerintah Belanda,” imbuhnya.
Aktris peraih Piala Citra ini berbagi cerita di video “Dian Sastro dan Keluarganya Sempat Dipandang Sebelah Mata?” di kanal YouTube Daniel Mananta Network, 28 April 2021.
Gonjang-ganjing Budaya
“Dia tinggal berangkat. Cuma kalau dia berangkat, itu akan bikin gonjang-ganjing budaya orang Jawa yang secara aristokrat,” beber Dian lalu berujar, “Mungkin enggak sih ini akan jadi perjalanan gue? Gue harus ambil jalannya dia.”
Sejak itu sudut pandangnya tercerahkan. Dian Sastrowardoyo membuat keputusan besar dengan memberikan tabungan kuliahnya untuk membiayai pendidikan sejumlah remaja berprestasi.
Advertisement
How To Heal
“Gue juga belajar untuk how to heal. Kita bisa bikin orang lain lebih bahagia,” Dian menyimpulkan. “This is it. Mungkin ini hikmahnya, gue enggak sekolah, tapi gue bisa buka jalan buat berapa anak,” ulasnya.
Kemauan untuk berpikir ulang soal apa yang telah terjadi mendewasakan Dian Sastrowardoyo. “Jadi kemauan untuk rethinking the situation dengan open minded itu sih yang perlu keberanian,” ia mengakhiri.