Liputan6.com, Jakarta Setengah bulan Ramadhan telah kita lewati. Semoga, menguatnya niat beribadah berbanding lurus dengan komitmen menerapkan protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai. Menemani ibadah, ada banyak koleksi album Ramadhan layak dengar.
Soal kreativitas meracik lagu religi, musisi Indonesia sangat jago. Terbukti, sejumlah album Ramadhan ini melintasi ruang dan waktu. Dirilis belasan tahun silam, hit yang tersimpan di album ini diputar dan dikenang hingga kini. Album Opick misalnya.
Advertisement
Baca Juga
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 album Ramadhan terbaik. Selain berisi lagu religi yang langgeng hingga kini, beberapa album ini terjual ratusan ribu bahkan ada yang tembus sejuta kaset, lo.
1. Bimbo, Wudhlu (1991)
Hit: Tuhan
Album dengan label “rekaman terbaru 1991” ini dirilis Musica Studios. Di dalamnya terdapat sejumlah tembang syahdu dari “Bermata Tapi Tak Melihat” hingga “Lailatul Qadar” dengan aransemen megah. Album ini menyimpan senjata pamungkas yakni “Tuhan.”
Tembang lintas generasi ini signature Bimbo dengan lirik sarat perenungan: Aku jauh, engkau jauh, aku dekat, engkau dekat, hati adalah cermin tempat pahala dan dosa bertaruh...
Advertisement
2. Kompilasi, Dengan Menyebut Nama Allah (1992)
Hit: Dengan Menyebut Nama Allah (Novia Kolopaking)
Segmented. Serius. Terlalu Timur Tengah. Tiga label ini melekat pada album religi Tanah Air sampai akhirnya kompilasi ini hadir. Dwiki Dharmawan membuktikan, lagu Islami juga bisa dikemas ngepop tanpa kehilangan rohnya. “Dengan Menyebut Nama Allah” ialah pop manis.
Nasihat serahkanlah hidup dan matimu, serahkan pada Allah semata dari bibir Novia tak terasa menggurui. Terdengar seperti sahabat yang menepuk pundak dengan lembut lalu mengajak bangkit. Tak seperti mulut netizen belakangan yang gemar berdalih “mohon maaf sekadar mengingatkan.”
3. Rita Effendy, Semesta Tuhan (1996)
Hit: Maha Melihat Maha Mendengar
Dikenal lewat tembang super-romantis seperti “Telah Terbiasa” dan “Sebatas Mimpi,” pada 1996, Rita Effendy melahirkan Semesta Tuhan berisi delapan tembang yang tak 100 persen baru. Ada intepretasi ulang “Dengan Menyebut Nama Allah” dan “Keagunan Tuhan” di sana.
Hit besar dari album ini, “Maha Melihat Maha Mendengar” dengan teknik vokal yang tak usah disangsikan lagi. Kekuatan lain lagu ini, susunan lirik yang universal. Non-Muslim pun amat mungkin tergetar mendengar “peringatan” Rita bahwa gerak-gerik kita diawasi oleh-Nya.
Advertisement
4. Gigi, Raihlah Kemenangan (2004)
Hit: Raihlah Kemenangan, Akhirnya
Jalan sukses Gigi tak hanya dari fenomena “Janji,” “Jomblo,” dan “11 Januari.” Keputusan merilis album Raihlah Kemenangan bareng Sony Music tak akan pernah disesali. Laku lebih dari 200 ribu kopi, sejumlah nomor jadul yang dikemas ulang sekali lagi menjadi hit.
Armand Maulana dan kawan-kawan dengan anggun melantun “Raihlah Kemenangan” yang meletup-letup. Di sisi lain, ada “Akhirnya” di mana suara Armand dikawani petikan gitar. Terdengar begitu kontemplatif.
5. Opick, Istighfar (2005)
Hit: Tamba Ati, Bila Waktu Telah Berakhir
Tak ada yang berani melawan album soundtrack Alexandria milik Peterpan (kini Noah -red) yang terjual sejuta kopi lebih di pasar. Saingan yang jadi kuda hitam justru datang dari genre religi. Album Istighfar dari Opick yang dirilis Februari 2005 ujug-ujug laris manis.
Pemicunya “Tombo Ati” yang jadi lagu penutup. Popularitasnya melampaui “Astaghfirullah” yang jadi single perdana. Album ini menelurkan sejumlah hit susulan dari “Alhamdulillah” hingga “Bila Waktu Telah Berakhir.” “Hingga kini terjual sejuta kaset lebih,” kata Kadet, perwakilan dari Aquarius Musikindo saat dihubungi Liputan6.com lewat telepon, pekan lalu.
Advertisement
6. Ungu, SurgaMu (2006)
Hit: Andai Ku Tahu
Sejak album Istighfar milik Opick meledak, sejumlah band rajin merilis album religi jelang Ramadhan. Ungu salah satu yang ketiban sukses lewat SurgaMu. Album ini berisi lima lagu baru plus lima versi karaoke.
Dengan fans militan, mudah saja SurgaMu terjual ratusan ribu kaset. SurgaMu melahirkan hit besar “Andai Ku Tahu.” Susunan melodi yang enak didengar, lirik sarat perenungan, plus penghayatan Pasha adalah kunci.