Liputan6.com, Jakarta - Jaringan bioskop di Jakarta dan sejumlah kota besar lain kembali beroperasi mulai Kamis (16/9/2021). Kota-kota yang mengizinkan bioskop buka lagi adalah yang berhasil menurunkan level PPKM.
Berdasarkan pantauan Showbiz Liputan6.com hari ini, hanya ada lima film yang tayang di bioskop yakni The Suicide Squad, Black Widow, Hard Hit, Escape from Mogadishu, dan Fast and Furious 9 alias F9.
Advertisement
Baca Juga
Tak ada film Indonesia baru yang menyapa pencinta sinema pekan ini. Hal ini mengundang reaksi Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin dan Hanung Bramantyo. Apa kata mereka?
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Semuanya Film Impor
“Memang semuanya film impor. Dari beberapa hari sebelumnya saya tahu Black Widow dan The Suicide Squad tampil saat bioskop beroperasi lagi,” kata Djonny, saat dihubungi Showbiz Liputan6.com via telepon baru-baru ini.
Ia menyayangkan absennya film Indonesia di pekan pertama pembukaan bioskop. Kuat dugaan, produser film Indonesia pikir-pikir karena bioskop dibuka dengan kapasitas penonton maksimal 50 persen.
Advertisement
Belum Maksimal
“Takut rugi karena kapasitas penonton belum maksimal. Bioskop kan adanya di mal, jadi jam operasional mengikuti kebijakan mal. Ini juga sangat dipikirkan para produser dalam merilis film di tengah pandemi,” ia mengulas.
Djonny menilai, kehadiran film Indonesia sebenarnya penting. Ia bahkan mengusulkan agar jaringan bioskop memberi apresiasi kepada para produser yang berani merilis film Indonesia baru di putaran pandemi. Dalam bentuk jumlah layar, misalnya.
Diskusi dengan Pihak Bioskop
“Sempat saya berdiskusi dengan pihak bioskop, buat produser yang berani merilis film baru, ke depan kalau ada karya baru lagi diberi apresiasi dalam bentuk lain,” beri tahu Djonny.
Terpisah, Hanung Bramantyo memaklumi tak ada film Indonesia baru pekan ini mengingat industri film dan bioskop belum 100 persen pulih akibat pandemi. Sebelum wabah pun, industri film domestik belum secanggih negara lain.
Advertisement
Saya Bisa Memaklumi
“Saya bisa memaklumi itu. Saat ini film Hollywood dulu yang membuka jalan untuk menarik penonton karena di atas kertas, materi mereka memang sangat kuat dan punya jadwal rilis yang lebih mapan sejak beberapa tahun sebelumnya,” ujar Hanung Bramantyo.
“Kalau yang ‘diuji coba’ film Indonesia kasihan. Kecuali, pihak bioskop menayangkan film-film Indonesia yang sebelum pandemi laris kayak Mariposa atau menayangkan film lokal yang sudah rilis di OTT,” imbuhnya.