Cerita Ria Prawiro Garap Album Sambil Menyepi dengan Bantuan Banyak Musisi Belia

Ria Prawiro mencoba kembali eksis dan berkolaborasi dengan musisi muda.

oleh Aditia Saputra diperbarui 22 Sep 2021, 13:25 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 06:00 WIB
Ria Prawiro
Ria Prawiro

Liputan6.com, Jakarta Musisi Ria Prawiro seakan tiada henti untuk berkreatifitas di masa pandemi ini. Setelah mengorbitkan Mark Pattie beberapa saat lalu, Ria merilis karya terbaru yakni “Kesatu” yang merupakan sebuah album instrumental elegan yang berisi tujuh lagu.  

“Saya bersyukur kepada Tuhan, memiliki tim musisi belia yang siaga menerjemahkan apa yang ada di benak saya,” ujar Ria Prawiro dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

Ria Prawiro adalah musisi yang berlakon sebagai Composer, Co Music Producer dan juga Executive Producer. Banyak music lover yang ingat, Ria pernah menyanyi lagu “Kalau” salah satu soundtrack film kondang “Catatan Si Boy 1” beberapa dekade lalu.

Music lover bahkan apresiatif terhadap  timbre unik vokal alto milik  Ria Prawiro. 

“Saya fully concern di composing dan producing saja deh,” hindarnya. Lagu dengan tajuk “Kalau” menjadi poros magis album ini, selain enam lagu lainnya. 

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tujuh Lagu

Ria Prawiro
Ria Prawiro

Album ini hanya berisi tujuh lagu, title albumnya pun unik “Kesatu”. Terdengar seperti bahasa Jepang atau  tersamar dengan ‘Pecatu’  

“Banyak yang ngga ngeh, “Kesatu” bisa berarti bakal ada yang “Kedua” dan seterusnya. Tentang tujuh, bukan angka fengshui loh. Ini angka indah pemberian Tuhan,” ujar Ria yang juga produktif merilis karya Gospel. 

Beberapa nama kondang sudah mengintepretasikan lagunya, seperti Sari Simorangkir, Logonta Tarigan bahkan Mark Pattie juga akan menyanyikan beberapa karya Gospel Ria Prawiro.

 

Proses

Ria Prawiro
Ria Prawiro

Proses produksi album “Kesatu” menurut Ria bisa selesai  dalam hitungan hari. Bersama music director Gihon Lohanda dan Juan Mandagie, Ria sengaja lari dari keramaian Jakarta dan menyepi di Rumah Kinasih, Bogor.  

“Selama beberapa hari kami berkutat di sana. Hepiii banget. Saya ngga percaya, semua materi lagu bisa kami tuntaskan dalam waktu singkat,” ujar Gihon Lohanda, musisi yang juga pendiri sekolah musik dengan metode dan konsep yang unik. Apakah itu? 

“Setiap pagi saya bangunin mereka, dengan nyanyian ‘merdu’ saya. Lagunya “Indonesia Pusaka”. Terang aja mereka bangun, terus olahraga seadanya, breakfast, langsung masuk studio. Habis makan siang masuk kandang lagi, ketika senja rehat snack time sambil lihat lihat kebun yang hijau, canda-canda, workshop lagi. Tiba saatnya makan malam, abis gitu ya kembali masuk studio. Biasanya kami bubaran di atas jam 10,” cerita Ria.

 

Tuntas

Tanpa terasa, tim kecil ini menuntaskan 7 lagu.  Menurut Ria, album instrumental ini berproses dari awal. Bukan rekayasa musik  bervokal yang di ‘mute’ vokalnya  terus diformat minus one kemudian diisi instrumen musik lagi.  

“Saya sharing ide dasar lahirnya lagu perlagu. Biar mereka paham dan menghayati betul maknanya. Selanjutnya  mereka menerjemahkannya dalam musik,” ujar Ria. 

Hasil akhirnya  ada pencapaian musikal yang Ria inginkan dan kreativitas citarasa yang berbeda di setiap lagunya. 

Lagu “Kalau” yang liriknya filosofis tentang hidup oleh Ria Prawiro ibarat pengalaman batin, ketika berkunjung ke Tibet, Himalaya. Syukurlah, ambience musiknya bisa melukis suasana megahnya alam raya yang kondang seantero dunia tersebut. Lagu “You’re The One” adalah dedikasi untuk Mama terkasih. Sedangkan “Abdimu”  ditulis Ria secara personal untuk sang Ayah, Radius Prawiro.

Album “Kesatu” sudah tersedia di semua platform digital musik. Kita berharap suatu ketika, Ria Prawiro juga merilis versi fisiknya. Bisa berupa compact disc atau  piringan hitam yang saat ini kembali diburu kolektor musik dunia. Termasuk Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya